Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Presiden Hassan Rouhani mengatakan, program rudal Iran tidak bisa dinegosiasikan, dan Presiden AS terpilih Joe Biden "sangat menyadarinya".
Kemenangan Biden telah meningkatkan kemungkinan bahwa AS dapat bergabung kembali dengan kesepakatan yang dicapai Iran dengan kekuatan dunia pada 2015 lalu.
Dan, Biden tampaknya melihat kembalinya AS sebagai awal untuk pembicaraan yang lebih luas tentang pekerjaan nuklir Iran, rudal balistik, dan kegiatan regional.
Tetapi, Iran telah mengesampingkan penghentian program rudalnya atau mengubah kebijakan regionalnya.
Baca Juga: AS kirimkan dua unit pesawat bomber ke Timur Tengah untuk awasi Iran
Sebaliknya, Teheran menuntut perubahan kebijakan Washington, termasuk pencabutan sanksi dan kompensasi atas kerusakan ekonomi yang disebabkan selama penarikan AS dari perjanjian nuklir.
"Amerika telah mencoba selama berbulan-bulan untuk menambahkan masalah rudal (ke pembicaraan nuklir) dan ini tegas kami tolak. Dan, Biden tahu itu dengan baik," kata Rouhani, Senin (14/12), seperti dikutip Reuters.
Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir, dan memulihkan sanksi ekonomi yang keras.
Sanksi tersebut untuk menekan Iran agar menegosiasikan pembatasan yang lebih ketat pada program nuklirnya, pengembangan rudal balistik, dan dukungan untuk pasukan proxy regional.