Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
IZMIR. Setidaknya, 21 orang migran tewas tenggelam di pantai Turki pada Selasa (4/1). Kejadian tersebut terjadi setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik akibat gelombang besar dalam dua kejadian terpisah. Pada saat kejadian, mereka berupaya pergi ke pulau Lesbos, Yunani.
Sembilan korban ditemukan di tepi pantai Ayvalik pada dini hari. Beberapa jam kemudian, jumlah korban yang ditemukan mencapai 14 orang. Sementara, jumlah korban yang masih hidup sekitar tujuh orang.
Sementara itu, kantor berita Dogan melaporkan, ditemukan lagi tujuh korban di tepi pantai Dikili, sekitar 50 kilometer dari Ayvalik. Ini merupakan korban kedua dari tragedi migran. Mereka yang tewas termasuk wanita dan anak-anak.
Migran menjadi masalah besar bagi Eropa saat ini. Sekitar 850.000 migran dan pengungsi masuk ke Yunani pada tahun lalu. Mereka membayar sekelompok preman untuk menyelundupkan mereka ke dalam ferry melewati Turki dengan kapal yang sederhana. Ratusan orang kehilangan nyawa saat mencoba menyeberang.
Data yang dirilis Organisasi Internasional Migran (IOM) menyebut, sekitar 3.771 migran sudah kehilangan nyawa mereka saat mencoba menyebrangi laut Mediterania ke Eropa pada tahun lalu.
Menurut IOM, tahun lalu merupakan tahun terburuk bagi migran yang menyebrangi Mediterania. Sebab, jumlah korban tewas melampaui jumlah korban di 2014 yang sebanyak 3.279 jiwa.
Para petinggi Denmark, Swedia, dan Jerman dijadwalkan akan menggelar perundingan di Brussels pada Rabu (6/1) di tengah kecemasan mengenai kebijakan pembatasan migran di perbatasan yang bertujuan untuk menghentikan migran memasuki Eropa utara.
