Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Sebanyak 70 pria Jepang pada Selasa (1/3) mendaftarkan diri untuk menjadi sukarelawan perang dan akan membantu Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Mainichi Shimbun pada Rabu (2/3) melaporkan, di antara yang mendaftar adalah 50 mantan anggota Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) dan dua veteran Legiun Asing Prancis.
Munculnya para sukarelawan perang Ukraina ini menyusul seruan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (27/2), yang meminta pembentukan "legiun internasional". Sebelum ini, puluhan orang dari Amerika Serikat dan Kanada juga sudah mendaftar.
"Siapa pun yang ingin bergabung dengan pertahanan Ukraina, Eropa, dan dunia dapat datang dan bertarung berdampingan dengan Ukraina melawan penjahat perang Rusia," kata Zelensky
Baca Juga: 6 Reaktor Nuklirnya Berhenti Bekerja, Ukraina Terancam Lumpuh
Ajakan tersebut juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada hari yang sama. Relawan yang tertarik telah diberitahu untuk menghubungi Atase Pertahanan Kedutaan Besar Ukraina di negara asal mereka.
Juru bicara Kedutaan Besar Ukraina untuk Jepang mengakui telah menerima telepon dari orang-orang yang ingin berjuang untuk Ukraina. Namun, pihaknya mengaku tidak mengetahui lebih banyak terkait program sukarelawan tersebut.
Melalui Twitter, Kedutaan Besar Ukraina menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang Jepang atas tingginya minat untuk membantu Ukraina. Mereka juga menyebutkan, semua yang berminat harus memiliki pengalaman.
Baca Juga: Buat Lawan Rusia, Australia Siap Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina
"Setiap kandidat untuk ini harus memiliki pengalaman di Pasukan Bela Diri Jepang atau telah menjalani pelatihan khusus," tulis Kedutaan Besar Ukraina, seperti dikutip Reuters.
Kedutaan Besar Ukraina mengatakan, sedang mencari sukarelawan dengan pengalaman medis, IT, komunikasi, atau pemadam kebakaran. Namun, mereka tidak menjelaskan, apakah posisi itu bisa dilakukan di luar Ukraina atau harus bekerja langsung di Ukraina.
Hanya, Pemerintah Jepang telah melarang warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke Ukraina dengan alasan apapun. Peringatan ini ditegaskan kembali pada Rabu oleh Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno setelah mengetahui kabar mengenai sukarelawan perang.