Sumber: Business Insider,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
AS mengatakan invasi Rusia ke Ukraina mungkin sudah dekat, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menekan isu ini.
Pada pekan lalu, Zelensky mendesak negara-negara Barat untuk menghindari pernyataan yang bisa menyebabkan "kepanikan" sehingga dapat merugikan ekonomi Ukraina.
Pada hari Senin, Rusia menuduh AS melebih-lebihkan prospek invasi, meskipun ada penumpukan pasukan Rusia yang luar biasa di sepanjang perbatasan Ukraina.
Rusia menginvasi Ukraina pada 2014, mencaplok Krimea dalam prosesnya. Dan sejak tahun itu, Kremlin telah mendukung pemberontak dalam perang melawan pasukan Ukraina di wilayah Donbass timur. Konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 13.000 orang.
Karena Ukraina bukan anggota NATO, AS telah mengesampingkan pengiriman pasukan untuk mempertahankannya jika Rusia menyerang.
Baca Juga: Pentagon Sebut Serangan Rusia ke Ukraina Bakal Sangat Mengerikan
NATO beroperasi di bawah prinsip pertahanan kolektif dan menganggap serangan terhadap satu anggota sebagai serangan terhadap semua anggota. Prinsip ini diabadikan dalam Pasal 5 perjanjian pendiri NATO.
Tetapi Biden pada hari Jumat mengatakan dia akan memindahkan pasukan AS ke Eropa Timur dan negara-negara NATO dalam waktu dekat.
Putin pada hari Selasa mengatakan bahwa kekhawatiran Rusia "diabaikan" oleh AS dan sekutunya.
Baca Juga: Pasukan Ukraina Latihan Senjata Baru dari Inggris di Tengah Ketegangan dengan Rusia
"Saya berharap pada akhirnya kami akan menemukan solusi, meskipun kami menyadari bahwa itu tidak akan mudah," tambah Putin, menurut The Associated Press.
Sebelumnya, mengutip Reuters, pada Senin (24/1/2022), NATO mengatakan bahwa pihaknya sudah menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur.
Aksi tersebut mendapat kecaman dari Rusia dan menyebutnya sebagai "histeria" Barat sebagai tanggapan atas pengerahan pasukannya di perbatasan Ukraina.
Reuters juga memberitakan, Departemen Pertahanan AS di Washington mengatakan sekitar 8.500 tentara Amerika disiagakan dan sedang menunggu perintah untuk dikerahkan ke wilayah tersebut, jika Rusia menyerang Ukraina.