Sumber: Businessinsider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Jack Weber, seorang pria berusia 101 tahun, telah melewati berbagai peristiwa besar dalam hidupnya: Perang Dunia, Depresi Besar, pandemi global, kehilangan istri tercinta, serta kepergian seluruh sahabat terdekatnya.
Namun setiap pagi, ia tetap bangun dengan semangat hidup dan rasa syukur yang besar.
“Saya selalu berkata, ‘Jangan biarkan orang tua itu masuk,’” ujar Weber. “Kalau kamu berpikir muda, kamu akan bertindak muda juga.”
Baca Juga: Ingin Umur Panjang? Singkirkan 4 Makanan Berbahaya Ini dari Rumah Anda Sekarang Juga!
Semangat muda itulah yang terus ia pegang erat, dan menurutnya menjadi kunci utama umur panjangnya yakni dengan cara hidup aktif, berpikir positif, dan terus menjalin hubungan sosial.
Melangkah Maju Meski Diliputi Duka
Weber bertemu dengan istrinya, Betty, saat kuliah. Ia masih mengingat dengan jelas momen ketika Betty memintanya menjadi pasangan praktikum di kelas anatomi.
“Ibu saya tidak membesarkan anak bodoh,” ujarnya sambil tertawa. “Tentu saja saya langsung setuju. Dari rekan laboratorium, dia jadi kekasih hati saya.”
Mereka menikah selama 57 tahun, membesarkan lima anak, dan dikaruniai 11 cucu.
Ketika Betty meninggal pada tahun 2004 setelah sepuluh tahun berjuang melawan kanker payudara, Weber mengaku tak pernah membayangkan akan hidup jauh lebih lama darinya.
Baca Juga: Anak Sering Melawan Orang Tua? Ini 4 Penyebabnya
“Tidak mudah,” ucapnya. “Dia seharusnya masih di sini, duduk di samping saya.”
Kini, semua sahabat dekat Weber pun telah tiada. “Saya orang terakhir yang masih berdiri,” katanya.
Namun alih-alih tenggelam dalam kesedihan, Weber memilih untuk terus bergerak maju—secara fisik maupun emosional.
“Anak-anak saya bilang, ‘Ayah, Ayah harus kembali menjalani hidup. Masih banyak tahun baik di depan, masih banyak hal yang ingin Ayah lakukan. Ayah sudah cukup berduka,’” tutur Weber.
“Saya ikuti nasihat mereka. Saya lanjutkan hidup saya.”
Tidak Suka Mengeluh
Saat ini, Weber tinggal bersama salah satu putrinya dan berusaha keras untuk tidak merepotkan orang lain.
“Saya tidak suka mengeluh. Kalau ada yang mengganggu saya, saya tidak akan membebani orang lain dengan masalah itu,” ujarnya.
“Apakah saya punya nyeri di sana-sini? Tentu saja. Tapi saya tidak membicarakannya, dan saya tidak membiarkannya mengatur hidup saya.”
Baca Juga: 10 Ucapan Sungkeman Lebaran ke Orang Tua hingga Saudara dalam Bahasa Jawa
Weber tidak menutupi kenyataan bahwa usia lanjut membawa tantangan. Ia kini sering lupa nama, berjalan lebih lambat, dan tubuhnya mulai terasa lemah.
Ia juga mulai menggunakan tongkat sejak terjatuh di teras rumah dan mengalami patah tulang.
“Saya bertekad tidak akan jatuh lagi,” ucapnya.
Namun, ia tidak membiarkan semua itu mendefinisikan dirinya.
“Saya menolak berpikir bahwa saya tidak bisa ini atau itu,” tegasnya.