Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Di bawah tekanan yang meningkat dari pengunjuk rasa yang menuntut reformasi pada monarki, Raja dan Ratu Thailand bertemu dengan ribuan pendukung yang memujanya di Bangkok pada Minggu (1/11), berbaur dengan warga di jalan setelah menghadiri upacara keagamaan di dalam Istana Raja.
Kerumunan pemuja kerajaan menunggu berjam-jam di luar tembok putih kompleks istana untuk menyambut mereka, membawa potret Raja Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida serta mengibarkan bendera nasional. Hampir semuanya mengenakan pakaian berwarna kuning, menandakan kesetiaan pada mahkota.
"Saya datang ke sini, hari ini, dengan membawa hati saya," kata Pakawarin Damrongrotthawee, pengusaha wanita berusia 44 tahun dan konsultan astrologi, kepada AP seperti dilansir Channel News Asia.
“Lahir sebagai orang Thailand, kita harus berterima kasih kepada monarki. Jika ada yang ingin memprotes pemerintah, mereka bisa melakukannya. Tapi mereka tidak boleh menyentuh monarki," tegasnya.
Baca Juga: Raja bilang tetap mencintai pengunjuk rasa, Thailand adalah tanah kompromi
Saat Raja dan Ratu yang tersenyum muncul, kerumunan meneriakkan "Hidup Raja!" dan mencium kaki raja saat pasangan itu lewat, beberapa menyekanya dengan handuk.
Beberapa pendukung mengulurkan tangan untuk menyentuh tangannya, dan memberikan mawar kuning kepada pasangan itu saat mereka lewat. Anggota keluarga kerajaan lainnya mengikuti setelah Raja dan Ratu.
“Ini pertama kalinya saya datang untuk menyambut Raja,” kata Siraseth Limpisuree, 55 tahun. “Kita seharusnya tidak melibatkan monarki dalam kekacauan politik. Pemerintah dapat diubah, tetapi monarki tidak boleh direformasi karena mereka (para pengunjuk rasa) menuntut".
Para pengunjuk rasa yang dipimpin mahasiswa mengatakan, istana menjalankan kekuasaan dan pengaruh yang tidak semestinya untuk monarki konstitusional, dan berusaha membuatnya lebih bertanggungjawab di bawah hukum. Tapi, mereka menyangkal ingin institusi kerajaan dihapuskan.