kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn akan dimahkotai pada Mei 2019


Selasa, 01 Januari 2019 / 22:33 WIB
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn akan dimahkotai pada Mei 2019
ILUSTRASI. Bendera Thailand


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Raja baru Thailand akan secara resmi dinobatkan dalam upacara yang akan dilaksanakan pada 4-6 Mei mendatang. Reuters mengabarkan pada Selasa (1/1), pihak istana telah mengkonfirmasi hajatan penobatan Raja Maha Vajiralongkorn yang kini berusia 66 tahun untuk menggantikan mendiang ayahnya yang meninggal pada 2016 lalu usai memerintah selama 70 tahun.

"Yang Mulia menganggap saat ini telah pantas untuk mengadakan upacara penobatan sesuai tradisi kerajaan untuk nasib baik bangsa dan kerajaan, dan dinikmati oleh orang-orang yang penuh harapan," kata sebuah pernyataan istana.

Dalam penobatan selama tiga hari, raja akan secara resmi dimahkotai pada 4 Mei 2018 dan prosesi perayaan akan diadakan pada 5 Mei. Raja akan bertemu dengan pejabat publik maupun mitra asing pada 6 Mei.

Vajiralongkorn, juga dikenal dengan sebutan Raja Rama X, telah menjadi raja Thailand secara konstitusional sejak dua tahun lalu setelah kematian Raja Bhumibol Adulyadej. Penobatan resminya telah ditunda sampai periode berkabung selama setahun, yang jenasah Raja Bhumibol dikremasi pada Oktober 2017 di sebuah pemakaman kerajaan di Bangkok.

Raja Bhumibol begitu dihormati oleh masyarakat Thailand selama tujuh dasawarsa berkuasa dan memulai transisi kerajaan. Setelah kematiannya Vajiralongkorn telah mengawasi perubahan besar dalam urusan kerajaan, termasuk menjalankan keuangan istana, yang sebelumnya dikelola oleh pemerintah.

Thailand telah menjadi monarki konstitusional sejak 1932, tetapi raja tetap dianggap sebagai pelindung spiritual rakyat dan budayanya.

Kerajaan tersebut akan mengadakan pemilihan umum pada 24 Februari. Pemilu tersebut dimaksudkan untuk memulihkan demokrasi setelah kudeta militer 2014 menggulingkan perdana menteri terpilih, meskipun perubahan pada konstitusi sementara memastikan militer akan mempertahankan kontrol atas banyak hal.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×