Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi
Saat tahun 1968, industri restoran cepat saji sangat berkembang pesat. Bahkan, menurut dia, puluhan orang mengantre di restoran China untuk mendapatkan makanan siang.
Cowin kemudian mencoba memberanikan diri berinvestasi US$ 1.000 untuk memboyong KFC dari Amerika Serikat ke Australia. Benar saja dalam beberapa tahun, peminat KFC di Australia membludak. Cowin kemudian membuka cabang KFC di penjuru kota.
Tidak berhenti mewaralabakan KFC, Cowin mencoba peluang lain dengan membeli waralaba restoran cepat saji burger bernama Burger King. Kendati demikian, dia mengalami kendala dengan nama Burger King di Australia. Pasalnya, nama tersebut sudah menjadi salah satu trademark restoran cepat saji lain di Australia. Akhirnya dia memutuskan mengubah nama Burger King menjadi Hungry Jack.
Pada 18 April 1971, Cowin memboyong waralaba Burger King ke Australia dengan mengubah namanya menjadi Hungry Jack. Dia membuka cabang pertama Hungry Jack di daerah Perth. Jadi di Australia tidak akan ditemukan nama waralaba Burger King seperti di Indonesia, Cowin menjadi aktor mengubah nama Burger King menjadi Hungry Jack.
Setelah 10 tahun mengurusi Hungry Jack, Cowin memperbesar restorannya dengan membuka 26 cabang di Australia.
Ekspansi Cowin di bisnis restoran cepat saji terus meningkat. Ia juga menjadi salah satu Chairman restoran Domino's Pizza Australia. Hingga saat ini restoran piza ini memiliki 700 gerai di Australia.
Di usianya yang 74 tahun, Cowin masih aktif mengurusi bisnisnya. Induk usaha miliknya, yakni Competitive Foods Australia saat ini mengoperasikan 400 cabang Hungry Jack dan KFC di Australia. Dia juga menjadi master waralaba di Australia.
Berkat usaha ini Jack juga berhasil memperkerjakan karyawan hingga 15.000 orang dan mencetak pendapatan pada tahun 2017 sebesar US$ 1,38 miliar.
(Bersambung)