Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi
KONTAN.CO.ID - Bisnis waralaba menjadi pundi-pundi harta bagi Jack Cowin. Pria asal Kanada ini memiliki sejumlah gerai waralaba yang menjual burger, ayam goreng dan piza. Lewat kerajaan bisnisnya bernama Competitive Food Australia, ia menjadi pemilik waralaba KFC, Burger King dan Domino's Pizza di Australia. Berkat bisnisnya ini, kekayaan bersih Cowin mencapai US$ 1,73 miliar. Ia menjadi orang terkaya nomor 22 di Australia tahun 2017 dan urutan 1.234 di dunia versi Forbes.
Bisnis restoran cepat saji mendatangkan rezeki besar bagi Jack Cowin. Miliarder asal Kanada ini memiliki sejumlah waralaba makanan cepat saji di Australia. Cowin bahkan disebut sebagai raja waralaba di Negeri Kanguru ini. Dia membangun bisnis waralaba burger, ayam goreng dan piza.
Cowin mengibarkan bisnis waralaba lewat bendera Competitive Food Australia. Perusahaan ini berbasis di Sidney. Cowin menjabat sebagai Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) di Competitive Food Australia.
Perusahaan ini antara lain menjadi pemilik lisensi waralaba Burger King terbesar di Australia. Jack membeli lisensi waralaba tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah restoran cepat saji bernama Hungry Jack’s.
Bagi warga Australia khususnya yang berdomisili di perkotaan pasti tak asing dengan Hungry Jack’s. Restoran cepat saji ini milik Cowin memiliki lebih 400 cabang.
Selain itu, Cowin juga tercatat sebagai pemilik saham terbesar Domino's Pizza dan juga KFCdi Australia. Berkat invasi di bidang waralaba restoran cepat saji, Cowin tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Australia dengan kekayaan mencapai US$ 1,73 miliar. Dia menjadi orang terkaya ke-22 di Australia pada tahun 2017 dan nomor 1.234 terkaya di dunia versi Forbes.
Pria yang lahir di Ontario, Kanada ini memutuskan berimigrasi ke Australia pada tahun 1960-an. Dia membawa serta istri dan anaknya untuk mencari peruntungan di Australia. Awalnya Cowin memulai bisnis waralaba dengan membeli lisensi KFC untuk membuka cabang pertamanya di Australia. Dia melihat, ada potensi besar dalam bisnis restoran cepat saji di Australia.
Saat tahun 1968, industri restoran cepat saji sangat berkembang pesat. Bahkan, menurut dia, puluhan orang mengantre di restoran China untuk mendapatkan makanan siang.
Cowin kemudian mencoba memberanikan diri berinvestasi US$ 1.000 untuk memboyong KFC dari Amerika Serikat ke Australia. Benar saja dalam beberapa tahun, peminat KFC di Australia membludak. Cowin kemudian membuka cabang KFC di penjuru kota.
Tidak berhenti mewaralabakan KFC, Cowin mencoba peluang lain dengan membeli waralaba restoran cepat saji burger bernama Burger King. Kendati demikian, dia mengalami kendala dengan nama Burger King di Australia. Pasalnya, nama tersebut sudah menjadi salah satu trademark restoran cepat saji lain di Australia. Akhirnya dia memutuskan mengubah nama Burger King menjadi Hungry Jack.
Pada 18 April 1971, Cowin memboyong waralaba Burger King ke Australia dengan mengubah namanya menjadi Hungry Jack. Dia membuka cabang pertama Hungry Jack di daerah Perth. Jadi di Australia tidak akan ditemukan nama waralaba Burger King seperti di Indonesia, Cowin menjadi aktor mengubah nama Burger King menjadi Hungry Jack.
Setelah 10 tahun mengurusi Hungry Jack, Cowin memperbesar restorannya dengan membuka 26 cabang di Australia.
Ekspansi Cowin di bisnis restoran cepat saji terus meningkat. Ia juga menjadi salah satu Chairman restoran Domino's Pizza Australia. Hingga saat ini restoran piza ini memiliki 700 gerai di Australia.
Di usianya yang 74 tahun, Cowin masih aktif mengurusi bisnisnya. Induk usaha miliknya, yakni Competitive Foods Australia saat ini mengoperasikan 400 cabang Hungry Jack dan KFC di Australia. Dia juga menjadi master waralaba di Australia.
Berkat usaha ini Jack juga berhasil memperkerjakan karyawan hingga 15.000 orang dan mencetak pendapatan pada tahun 2017 sebesar US$ 1,38 miliar.
(Bersambung)