kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,42   6,96   0.76%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Raksasa Real Estate Kewalahan, Pasar Properti China Tengah Alami Depresi Parah


Kamis, 01 September 2022 / 16:05 WIB
Raksasa Real Estate Kewalahan, Pasar Properti China Tengah Alami Depresi Parah
ILUSTRASI. Pasar properti China telah jatuh ke dalam depresi berat. REUTERS/Aly Song


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pasar properti China telah jatuh ke dalam depresi berat, tercermin dari beberapa raksasa real estate yang mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Bahkan, ada lebih dari 30 perusahaan real estat China, termasuk China Evergrande Group dan Sunac China Holdings Ltd, telah gagal membayar utang internasional mereka. 

Country Garden Holdings Co telah melaporkan penurunan laba semester pertama sebesar 96% setelah menjual rumah sepertiga lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, mengutip The Wall Street Journal pada Kamis (1/9). Padahal perusahaan ini selama bertahun-tahun menduduki peringkat sebagai pengembang real estat teratas China berdasarkan penjualan kontrak. 

Perusahaan yang berbasis di Guangdong mengatakan pasar telah berjuang dengan ekspektasi yang melemah. Di sisi lain, permintaan yang lesu dan penurunan harga properti.

Baca Juga: Aktivitas Pabrik China Kembali Melambat Pada Agustus 2022

"Semua ini memberikan tekanan yang meningkat pada semua pelaku di pasar properti, yang telah merosot dengan cepat ke dalam depresi berat. Munculnya kasus baru Covid-19 di kota-kota di seluruh China juga telah memperlambat aktivitas konstruksi dan membebani kinerjanya," kata perusahaan itu. 

Country Garden memperoleh keuntungan kecil setara dengan US$89 juta di paruh pertama 2022. Jauh merosot  dibandingkan keuangan dalam enam bulan pertama tahun 2021 senilai US$2,2 miliar. 

Perusahaan ini telah lama dianggap sebagai salah satu pengembang terkuat secara finansial di China. Tetapi seperti banyak rekan-rekannya, ia telah berjuang untuk mengatasi krisis kepercayaan yang telah menyebabkan pembeli rumah dan investor mundur dari pasar properti China.

Saham dan harga obligasi dolar telah jatuh tahun ini, meskipun Country Garden berulang kali mencoba meyakinkan pasar bahwa ia dapat bertahan dari krisis. Perusahaan baru-baru ini termasuk di antara segelintir pengembang yang dipilih untuk menjual obligasi domestik yang diasuransikan oleh pemerintah di bawah program percontohan baru.

Selain itu, lebih dari 30 perusahaan real estat China, termasuk China Evergrande Group dan Sunac China Holdings Ltd telah gagal membayar utang internasional mereka. Banyak pengembang swasta bulan ini mengeluarkan peringatan keuntungan. Beberapa mengatakan mereka mengharapkan penurunan laba bersih lebih dari 90%, dan beberapa mengharapkan untuk membukukan kerugian.

Baca Juga: Bank Sentral Kerek Suku Bunga, Pasar Perumahan di Seluruh Dunia Merosot Drastis

Midea Real Estate Holding Ltd yang juga tercatat sebagai pengembang China lainnya, pekan lalu melaporkan penurunan laba bersih sebesar 29%. Perusahaan ini mengatakan penurunan properti di paruh pertama terjadi di tengah perubahan besar yang tak terlihat dalam satu abad dan pandemi Covid yang masih ada.

"Pasar real estat sedang mengalami proses perombakan yang kejam dan drastis. Kami akan terus maju walaupun sangat sulit," kata perusahaan yang berbasis di Guangdong itu. 

Gelembung properti China yang mengempis juga meluas ke sektor-sektor lain. Termasuk bank-bank yang dikelola swasta negara itu dan manajer aset milik negara terbesar yang mengkhususkan diri dalam mengelola portofolio pinjaman bermasalah dan utang bermasalah.

China Cinda Asset Management Co sebagai manajer utang macet terbesar di negara itu, pada hari Senin melaporkan penurunan laba semester pertama sebesar 33% menjadi setara dengan US$ 653 juta. Ini dampak dari  membukukan kerugian penurunan nilai yang lebih tinggi pada asetnya.

Perusahaan itu mengatakan pemerintah China dihadapkan dengan lingkungan pembangunan yang semakin kompleks, suram, dan tidak pasti. Lantaran menerapkan langkah-langkah pengendalian pandemi dan mencoba menstabilkan ekonomi.

Rekan Cinda, China Huarong Asset Management Co juga melaporkan kerugian bersih US$2,7 miliar untuk paruh pertama tahun ini. Sebagian dirugikan oleh penurunan real estat. Perusahaan, yang sebagian dimiliki oleh Kementerian Keuangan China, menggambarkan kondisi ekonomi negara itu sebagai sangat kompleks dan sulit.

Baca Juga: Bank Sentral Kerek Suku Bunga, Pasar Perumahan di Seluruh Dunia Merosot Drastis

Badan keuangan internasional Huarong secara terpisah memperkirakan bahwa pada paruh kedua, China akan menghadapi berbagai tantangan termasuk tekanan pada investasi, belanja konsumen, dan perdagangan ekspor.

Country Garden pada hari Selasa tetap optimis untuk prospek bisnis di masa depan. Ia menilai ekonomi China tangguh, tetap diposisikan untuk pertumbuhan jangka panjang, dan urbanisasi negara itu masih berlangsung. “Industri real estate akan selalu ada,” tambah perusahaan.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×