Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kegiatan pabrik-pabrik di China masih berlanjut lesu hingga Agustus 2022. Aktivitas manufaktur ini telah mengalami kontraksi dalam dua bulan berturut-turut.
Lesunya kegiatan pabrik tersebut disebabkan pembatasan aktivitas sosial akibat gelombang Covid-19, gelombang panas terburuk, dan permasalahan sektor properti.
Berdasarkan data Biro Statistik Nasional (NBS) yang dirilis, Rabu (30/8), Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur resmi China naik tipis menjadi 49,4 pada Agustus dari 49,0 pada Juli.
Baca Juga: Kasus Baru Covid dan Gelombang Panas Membebani Kegiatan Pabrik di China
Namun, angka tersebut masih lebih baik dari ekspektasi analis sebesar 49,2, menunjukkan sedikit perbaikan kondisi dari bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi di sektor ini.
Survei menujukkan bahwa ekonomi China sedang berjuang bangkit dari pertumbuhan lambat yang kuartal II. Itu semakin membuat gelap prospek ekonomi negara itu, apalagi ditambah dengan inflasi dan perang Ukraina menghambat permintaan eksternal.
Julian Evans Pritchard, Ekonom China di Capital Economics dalam risetnya mengatakan, PMI resmi tersebut menujukkan penurunan lebih lanjut dalam momentum ekonomi bulan ini karena dorongan untuk pembukaan kembali lockdown berkurang dan penurunan sektor properti semakin dalam.
"Menurut kami, ekonomi akan berjuang untuk membuat banyak kemajuan selama beberapa bulan mendatang," kata Julian seperti dikutip Reuters, Rabu (31/8).
Raymond Yeung, Kepala Ekonom Tiongkok Raya di ANZ telah memangkas proyeksinya ata PDB China tahun 2022 dari 4% menjadi 3% karena permintaan manufaktur melemah.
Baca Juga: Laba Industri China Turun Imbas Pembatasan Covid-19 dan Gelombang Panas
Dia juga memperkirakan aktivitas akan terganggu karena kontrol untuk penyebaran Covid-19 yang lebih ketat menjelang Kongres Partai Komunis pada Oktober.