Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali pecah pada hari Kamis (24/7). Dipicu sengketa wilayah dan pemasangan ranjau darat, dua warga sipil harus kehilangan nyawa.
Bentrokan terbaru dimulai pada Kamis dini hari di dekat kuil Ta Moan Thom yang disengketakan di sepanjang perbatasan timur antara Kamboja dan Thailand, sekitar 360 km dari ibu kota Thailand, Bangkok.
Kepada Reuters, bupati Kabcheing di provinsi Surin, Sutthirot Charoenthanasak, mengatakan bahwa peluru artileri Thailand jatuh di rumah-rumah warga. Serangan tersebut juga menewaskan dua warga sipil.
"Peluru artileri jatuh ke rumah-rumah warga. Dua orang telah meninggal. Kami mengevakuasi 40.000 warga sipil dari 86 desa dekat perbatasan ke lokasi yang lebih aman," kata Charoenthanasak.
Di kubu lawan, Thailand mengklaim Kamboja telah mengerahkan pesawat tak berawak pengintai sebelum mengirim pasukan dengan senjata berat ke daerah dekat kuil.
Juru bicara militer Taiwan mengatakan, pasukan Kamboja melepaskan tembakan dan dua tentara Thailand terluka. Mereka juga menyebut militer Kamboja telah menggunakan banyak senjata, termasuk peluncur roket.
Baca Juga: Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Bangkok Kirim 6 Unit Jet F-16 ke Perbatasan
Thailand Kirim Jet Tempur ke Perbatasan
Wakil juru bicara militer Thailand, Richa Suksuwanon, mengatakan bahwa negaranya telah memang menggunakan kekuatan udara sesuai rencana. Setelah ini, Thailand juga menutup perbatasannya dengan Kamboja.
"Kami telah menggunakan kekuatan udara terhadap target militer sesuai rencana," kata Suksuwanon, dikutip Reuters.
Dari enam jet tempur F-16 yang disiapkan Thailand di sepanjang perbatasan, salah satunya menembaki Kamboja dan menghancurkan sebuah target militer.
Kementerian Pertahanan Kamboja menjelaskan, armada jet tempur Thailand menjatuhkan dua bom di sebuah jalan. Kamboja juga dengan tegas menyebut aksi tersebut sebagai agresi militer yang gegabah dan brutal.
"Kami mengutuk keras agresi militer yang gegabah dan brutal dari Kerajaan Thailand terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Kamboja," ungkap Kementerian Pertahanan Kamboja dalam pernyataannya.
Baca Juga: Kamboja Resmi Terapkan Wajib Militer Tahun 2026, Masa Bakti 24 Bulan
Pemasangan Ranjau Darat
Selama sepekan terakhir, Thailand menuduh Kamboja menempatkan ranjau darat di wilayah sengketa yang melukai tiga tentara.
Kamboja membantah klaim tersebut, seraya mengatakan bahwa para tentara Thailand telah menyimpang dari rute yang disepakati dan memicu ranjau sisa perang selama puluhan tahun.
Kamboja memang memiliki banyak ranjau darat sisa perang saudara puluhan tahun lalu. Menurut kelompok penjinak ranjau, sisa ranjau darat kuno tersebut jumlahnya mencapai jutaan.
Di sisi lain, Thailand bersikeras bahwa ranjau yang melukai tentara mereka adalah ranjau baru. Kamboja menyebut tuduhan itu tidak berdasar.
Thailand dan Kamboja telah berebut wilayah di berbagai titik yang tidak dibatasi di sepanjang perbatasan darat mereka sepanjang 817 km. Saling klaim wilayah ini telah terjadi selama lebih dari satu abad.
Tonton: Tom Lembong dan Kejagung Sama sama Banding atas Vonis Kasus Impor Gula