CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Rare Earths: Eropa Terjepit Antara Tiongkok & Trump, Siapkan Jurus Balasan!


Kamis, 04 Desember 2025 / 06:27 WIB
Rare Earths: Eropa Terjepit Antara Tiongkok & Trump, Siapkan Jurus Balasan!
ILUSTRASI. Uni Eropa (EU) pada hari Rabu (3/12/2025) waktu setempat, memperkenalkan rencana bernilai miliaran euro untuk membantu mengurangi ketergantungan blok 27 negara tersebut terhadap Tiongkok dalam hal pasokan logam tanah jarang (rare earths). Foto Wikipedia/USDA


Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Uni Eropa (EU) pada hari Rabu (3/12/2025) waktu setempat, memperkenalkan rencana bernilai miliaran euro untuk membantu mengurangi ketergantungan blok 27 negara tersebut terhadap Tiongkok dalam hal pasokan logam tanah jarang (rare earths). 

Hal ini dilakukan karena dominasi Tiongkok terhadap material penting ini mengancam industri-industri utama di Eropa.

AFP melaporkan, Tiongkok, produsen rare earths terbesar di dunia, pada bulan Oktober lalu mengumumkan kontrol baru atas ekspor elemen-elemen ini. Rare earths sangat penting digunakan untuk membuat magnet yang krusial bagi industri otomotif, elektronik, dan pertahanan.

Langkah Tiongkok ini sempat mengguncang pasar dan mengganggu rantai pasokan global, hingga akhirnya Tiongkok mengumumkan penangguhan pembatasan tersebut selama satu tahun. Sejak April, Beijing memang sudah mewajibkan lisensi untuk ekspor material tertentu, yang telah memukul sektor manufaktur global.

"Eropa sedang merespons realitas geopolitik global yang baru," kata Kepala Industri EU, Stephane Sejourne, mengenai rencana tersebut. Ia sebelumnya menyamakan kontrol Tiongkok atas rare earths ini sebagai sebuah "praktik pemerasan" yang dijalankan oleh Beijing.

Baca Juga: Elon Musk Bocorkan Rahasia Gedung Putih, Siapa yang Akan Berkuasa setelah Era Trump?

Komisi Eropa menyatakan akan mencairkan hampir tiga miliar euro (sekitar US$ 3,5 miliar) untuk mendukung proyek-proyek strategis di bidang penambangan, pemurnian, dan daur ulang mineral dan logam vital ini, baik di dalam Eropa maupun di negara-negara mitra.

Eksekutif EU juga mengusulkan pembentukan Pusat Eropa untuk Bahan Baku Kritis (European Centre for Critical Raw Materials). Pusat ini akan menjadi pusat pasokan blok tersebut, meniru model perusahaan milik negara Jepang, Japan Oil, Gas and Metals National Corporation.

Sejourne menyebut pusat ini akan memiliki tiga tugas utama: "Memantau dan menilai kebutuhan, mengoordinasikan pembelian bersama atas nama negara-negara anggota, dan mengelola persediaan serta pengiriman kepada perusahaan sesuai kebutuhan."

Brussels juga berencana membatasi ekspor sisa dan limbah magnet permanen, yang terbuat dari rare earths dan banyak digunakan dalam industri, mulai tahun depan, untuk mendorong daur ulang di Eropa. EU juga merencanakan pembatasan ekspor limbah aluminium dan kemungkinan akan melakukan hal yang sama untuk tembaga.

Baca Juga: Ekonomi China 2026: Target 5% Berlanjut, Deflasi Bisa Bertahan hingga 2027




TERBARU

[X]
×