Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, menilai emas berpotensi mengungguli aset lain di tengah tekanan ekonomi global yang kian meningkat, terutama akibat beban utang.
Dalam unggahan di platform X pada 8 Agustus, miliarder investor ini menyoroti bahwa Amerika Serikat dan sejumlah ekonomi besar tengah menanggung beban utang yang tidak berkelanjutan, sehingga meningkatkan risiko stagflasi.
Dalio menekankan bahwa sistem keuangan modern sangat bergantung pada mekanisme konversi utang menjadi uang. Namun, keterbatasan likuiditas saat ini mengindikasikan bahwa model tersebut sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Dolar Lemah, Emas Jadi Pilihan
Sebagai respons, Dalio memperkirakan para pembuat kebijakan mungkin akan memilih opsi melemahkan nilai dolar guna meredakan tekanan. Meski begitu, mata uang utama lain tidak akan mentoleransi apresiasi berlebihan, menciptakan keseimbangan rapuh di pasar global.
Baca Juga: Harga Emas Catat Rekor Baru di Tengah Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
“Itulah alasan saya mengatakan emas akan menjadi aset dengan kinerja lebih baik,” ujar Dalio, menegaskan posisi emas sebagai instrumen lindung nilai yang tangguh dibandingkan uang kertas maupun aset keuangan tradisional.
Performa Cemerlang Emas pada 2025
Sejalan dengan ketidakpastian global, mulai dari risiko resesi hingga sengketa tarif perdagangan, harga emas melonjak hampir 40% sepanjang 2025. Saat ini, harga logam mulia tersebut bertahan di atas US$3.600 per troy ounce, menjadikannya salah satu aset dengan kinerja terbaik tahun ini.
Dalio sendiri sejak lama memperingatkan rapuhnya fondasi ekonomi global. Ia menggarisbawahi bahwa AS telah memasuki tahap akhir dari apa yang ia sebut sebagai “big debt cycle”, di mana utang besar dan kewajiban bunga yang membengkak berpotensi menciptakan kondisi menuju keruntuhan.
Tanpa penyesuaian fiskal yang signifikan, Dalio memperingatkan adanya ancaman “serangan jantung ekonomi akibat utang” dalam tiga tahun mendatang, kecuali defisit berhasil ditekan ke kisaran 3% dari PDB.
Baca Juga: Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Baru, Imbas Spekulasi Pemangkasan Bunga The Fed
Kebijakan Perdagangan dan Risiko Resesi
Selain itu, Dalio juga menyoroti bahaya kebijakan perdagangan agresif berbasis tarif, yang menurutnya dapat mendorong ekonomi Amerika Serikat mendekati jurang resesi.
Ia menambahkan bahwa rencana pemangkasan suku bunga Federal Reserve dalam waktu dekat berpotensi memicu koreksi tajam di sejumlah aset.