kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rebutan pulau dengan Jepang, massa China marah


Senin, 20 Agustus 2012 / 12:08 WIB
Rebutan pulau dengan Jepang, massa China marah
ILUSTRASI. Perawatan pipa jaringan gas PGN.


Reporter: Rika Theo, The Guardian |

SHENZEN. Sengketa rebutan pulau antara Jepang dan China tambah panas. Di berbagai kota di China, ribuan massa menyerang mobil-mobil buatan Jepang dan menghancurkan jendela kantor-kantor perusahaan Jepang. Mereka geram setelah aktivis-aktivis Jepang mendarat di pulau yang diperebutkan kedua pihak sejak lama.

Jepang mengontrol kepulauan kecil yang disebutnya Senkaku itu. Namun China dan Taiwan juga mengklaim pulau yang bagi mereka bernama Diaoyu.

Kepulauan yang terletak di Laut China Timur itu kaya akan cadangan energi dan ikan. Ketiga pihak pun saling mengaku paling layak memilikinya.

Ketegangan tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan selalu dikaitkan dengan fakta sejarah. Banyak pihak di China menyoroti bahwa Jepang tak mau mengakui kejahatan perang yang ia lakukan puluhan tahun silam. Di pihak lain, Jepang menekankan kekhawatirannya akan militer China yang semakin ekspansif.

Kisruh ini memecah amarah sejumlah warga China, hari Minggu kemarin. Di Shenzen bagian Selatan, sekitar 2.000 orang protes. Mereka membalikkan mobil-mobil Jepang, menyerang restoran Jepang, dan membakar gambar bendera Jepang. Protes juga terjadi di Qingdao, Taiyuan and Hangzhou, beberapa kota kecil di China dari kawasan utara Harbin ke Chengdu. Di Guangzhou dan Shenyang, aksi protes berlangsung di depan konsulat Jepang.

Protes yang sama pernah terjadi dua tahun lalu ketika Jepang menahan kapten kapal China yang kapal pancingnya menabrak armada patroli Jepang. Namun kerusuhan pada hari Minggu kemarin itu lebih besar dan tampaknya menjadi yang paling heboh sejak 2005. Otoritas China sendiri dinilai lebih toleran terhadap aksi protes kaum nasionalis dibandingkan di masa lalu.

Jepang beraksi

Aksi protes bermunculan setelah 10 aktivis nasionalis Jepang mendarat di Uotsori, salah satu pulau, dan mengibarkan bendera Jepang. “Empat hari lalu ada pendaratan ilegal orang-orang China di sini, maka kami perlu menegaskan kembali teritori kami,” kata Koichi Mukoyama, anggota parlemen Jepang dari partai konservatif kepada AP.

“Ini adalah cara untuk mengatakan jangan macam-macam,” tandas Toshio Tamogami, salah satu pemimpin grup aktivis itu kepada Reuters.

Pemerintah Jepang sendiri telah menolak izin grup tersebut untuk mendarat. Armada penjaga pantai berada di sekitar pulau, para aktivis itu pun kemudian diinterogasi pemerintah.

Kementerian Luar Negeri China langsung protes kepada Jepang. “Tindakan ilegal dari aktivis sayap kanan Jepang telah melanggar teritori nasional China,” ujarnya. Dalam rubrik opini, kantor berita Xinhua juga memperingatkan, “Pendaratan di hari Minggu itu bersama dengan provokasi lainnya telah meracuni atmosfer hubungan China-Jepang dan bisa mendatangkan kemunduran bagi upaya kedua negara menjalin hubungan ekonomi dan politik ke depan.”

Di pihak lain, Taiwan memanggil perwakilan Jepang di Tokyo untuk menyatakan protesnya. Taiwan menyebut aksi itu ‘provokatif’.

Sengketa wilayah Senkoku-Diaoyu memanas setelah gubernur Tokyo meminta untuk membeli pulau itu. Namun pemerintah pusat Jepang yang berkata akan membelinya.

Selain sengketa dengan China dan Taiwan, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda juga berhadapan dengan Korea Selatan. Kedua pihak bersengketa atas pulau Takeshima atau Dokdo yang terletak di Laut Jepang.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×