kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.684   -18,00   -0,11%
  • IDX 8.512   3,16   0,04%
  • KOMPAS100 1.173   -0,34   -0,03%
  • LQ45 847   0,74   0,09%
  • ISSI 301   -0,77   -0,26%
  • IDX30 437   1,49   0,34%
  • IDXHIDIV20 505   1,71   0,34%
  • IDX80 132   -0,12   -0,09%
  • IDXV30 137   -0,64   -0,47%
  • IDXQ30 139   0,58   0,42%

Reformasi Pajak Penghasilan Akan Suntik Ekonomi Brasil Rp 86 Triliun Tahun Depan


Senin, 01 Desember 2025 / 08:39 WIB
Reformasi Pajak Penghasilan Akan Suntik Ekonomi Brasil Rp 86 Triliun Tahun Depan
ILUSTRASI. Ilustrasi pajak, tax Amnesty Jakarta (04/14). Kontan/Panji Indra


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa reformasi pajak penghasilan yang ia sahkan pekan lalu akan mengalirkan 28 miliar reais (sekitar US$5,25 miliar) ke perekonomian negara itu pada 2025.

Melansir Reuters pada Senin (1/12/2025), reformasi ini menjadi salah satu janji politik utama Lula menjelang pemilihan presiden tahun depan.

Baca Juga: Bursa Saham Australia Tertekan, Sektor Konsumer Seret Indeks di Awal Desember

Kebijakan baru tersebut menaikkan batas pendapatan bebas pajak menjadi 5.000 reais per bulan, jauh di atas batas sebelumnya yang sebesar 3.036 reais, dan lebih dari tiga kali lipat upah minimum.

Selain itu, beban pajak juga diturunkan bagi pekerja dengan penghasilan hingga 7.350 reais per bulan.

Dalam pidato TV nasional, Lula menyebut perubahan ini sebagai langkah yang “menyerang akar utama ketimpangan” di Brasil dan akan menjadi “stimulus luar biasa” bagi sektor perdagangan, industri, dan jasa.

Untuk mengimbangi potensi penurunan penerimaan negara, pemerintah juga menyetujui pengenaan pajak baru bagi individu dengan pendapatan tahunan di atas 600.000 reais.

Baca Juga: Penurunan Aktivitas Manufaktur Jepang Melambat pada November, PMI Menguat Tipis

“Relaksasi pajak penghasilan ini berarti lebih banyak uang di kantong rakyat—yang artinya daya beli naik dan konsumsi meningkat,” kata Lula.

Ia menambahkan, “Ini langkah penting untuk mengubah realitas ketimpangan ini, tapi baru langkah pertama. Kami tidak akan berhenti di sini.”

Selanjutnya: Aktivitas Manufaktur Jepang Melambat pada November, Tapi Membaik Dibanding Oktober

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Melemah Kembali pada Awal Desember (1/12)




TERBARU

[X]
×