Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Aktivitas manufaktur Jepang kembali terkontraksi pada November, namun laju penurunan melambat seiring membaiknya prospek permintaan, menurut survei PMI yang dirilis S&P Global pada Senin (1/12/2025).
Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Jepang naik tipis menjadi 48,7 dari 48,2 pada Oktober, sejalan dengan estimasi awal 48,8.
Angka ini menandai kontraksi selama lima bulan berturut-turut, tetapi menjadi pelemahan paling lambat sejak Agustus. PMI di atas 50 menandakan ekspansi, sementara di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Baca Juga: PMI Manufaktur Korea Selatan Kontraksi Lagi di November 2025
Data sektoral menunjukkan segmen barang menengah dan barang investasi masih melemah, sementara barang konsumsi mengalami sedikit perbaikan.
Pesanan baru turun lagi pada November, memperpanjang fase penurunan menjadi dua setengah tahun.
Perusahaan responden menyebut permintaan global yang lemah, anggaran klien yang lebih ketat, serta investasi modal yang tertahan sebagai faktor utama.
Permintaan yang melemah di sektor otomotif dan semikonduktor juga turut membebani.
Inflasi biaya input meningkat untuk bulan keempat berturut-turut, dipicu kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan baku. Sebagai respons, perusahaan menaikkan harga jual pada laju yang solid.
Baca Juga: Ekspor Korea Selatan Melejit di November, Dipimpin Lonjakan Chip dan Mobil
Di sisi lain, kepercayaan bisnis untuk 12 bulan ke depan mencapai level tertinggi 10 bulan, didukung optimisme terhadap peluncuran produk baru dan pemulihan permintaan, terutama pada peralatan elektronik dan transportasi.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kabinet Perdana Menteri Sanae Takaichi telah menyetujui paket stimulus senilai 21,3 triliun yen.
“Penting untuk melihat bagaimana kebijakan ini memengaruhi permintaan dan kinerja sektor manufaktur, terutama ketika pemerintah mendorong investasi pada area strategis seperti AI,” kata Annabel Fiddes, Economics Associate Director di S&P Global Market Intelligence.













