Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Aktivitas pabrik Korea Selatan kembali terkontraksi pada November untuk bulan kedua berturut-turut, seiring lemahnya permintaan dan dampak tarif perdagangan, menurut survei PMI sektor manufaktur yang dirilis S&P Global pada Senin (1/12/2025).
Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur berada di 49,4, tidak berubah dari Oktober dan tetap di bawah ambang ekspansi 50.
Baca Juga: Ekspor Korea Selatan Melejit di November, Dipimpin Lonjakan Chip dan Mobil
“Volume produksi dan pesanan baru turun untuk dua bulan berturut-turut. Pelemahan ekonomi domestik turut diperburuk oleh dampak tarif dan fluktuasi harga,” kata Usamah Bhatti, ekonom S&P Global Market Intelligence.
Pesanan baru turun akibat lemahnya permintaan dalam negeri dan efek tarif AS, meski laju penurunan melunak dibanding Oktober.
Pesanan ekspor turun tipis, karena permintaan lemah dari AS dan Jepang diimbangi pesanan yang lebih kuat dari India, Vietnam, dan Indonesia.
Pada November, Korea Selatan merampungkan kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat yang menurunkan tarif, memberikan kejelasan bagi pelaku industri setelah berbulan-bulan negosiasi.
Bank of Korea pekan lalu mempertahankan suku bunga untuk pertemuan keempat berturut-turut, menandai akhir siklus pelonggaran moneter di tengah kekhawatiran atas pelemahan won.
Survei juga menunjukkan inflasi harga input meningkat ke level tertinggi sembilan bulan pada November akibat lemahnya mata uang.
Baca Juga: Awan Perang di Karibia: Apakah Trump Siap Serang Venezuela?
Namun perusahaan menahan diri untuk meneruskan kenaikan biaya tersebut ke konsumen.
Harga output justru turun untuk pertama kalinya dalam setahun karena lemahnya permintaan.
Optimisme manufaktur terhadap prospek satu tahun ke depan meredup, mencerminkan kekhawatiran berkelanjutan soal pemulihan ekonomi, volatilitas harga, dan meningkatnya persaingan.













