Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Setiap hari, jumlah korban tewas akibat virus corona terus bertambah. Virus ini menyebar cepat di provinsi Hubei China. Bahkan, tingkat kematian harian mencapai rekor tertinggi pada Kamis 30/1/2020). Menurut otoritas kesehatan China, jumlah korban yang meninggal dunia di provinsi Hubei mencapai 42 orang.
Dari kematian yang baru dilaporkan, 30 di antaranya terjadi di Wuhan, pusat wabah. Jumlah korban pada Kamis kemarin menjadikan total kematian di seluruh negeri menjadi 213 jiwa. Sejauh ini, tidak ada laporan kematian yang berasal dari luar China daratan.
Melansir South China Morning Post, ada sebanyak 1.982 kasus baru yang dikonfirmasi di China daratan pada Kamis. Alhasil, total korban terinfeksi virus corona menjadi 9.692 jiwa. Jauh melampaui korban epidemi Sars 2002-03, yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Update Virus Corona: Terjangkit 9.720, tewas 213, sembuh 171 (31/1 - 07:38 WIB)
Hingga Kamis, provinsi Hubei telah melaporkan 5.806 kasus yang dikonfirmasi, dengan 32.340 orang masih dalam pengamatan untuk infeksi. Sebanyak 804 pasien dalam kondisi parah dan 290 dalam kondisi kritis.
Pada saat pemerintah China berusaha keras menahan penyebaran wabah itu, penularannya telah menyebar ke seluruh 31 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom China daratan, dan setidaknya 19 negara atau wilayah lain.
Beijing telah mengirim lebih dari 7.000 pekerja medis ke Hubei untuk membantu memerangi penyakit ini.
Baca Juga: Korban berjatuhan, WHO resmi menyatakan darurat global wabah virus corona
Dua rumah sakit yang dikhususkan untuk menangani virus corona - Huoshenshan dan Leishenshan - sedang dalam pembangunan dan diharapkan akan selesai minggu depan.
Dengan adanya rumah sakit itu, diharapkan ada penambahan sekitar 2.300 tempat tidur untuk membantu mengurangi kekurangan akut di pusat kota Wuhan.
Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah itu adalah darurat kesehatan global, para pejabat WHO mengatakan mereka menentang setiap langkah untuk menutup perbatasan China atau membatasi pergerakan pelancong Tiongkok.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, CEO WHO, mengatakan langkah itu bukan berarti mereka tidak mempercayai akan langkah yang diambil China. Melainkan untuk mencegah kerusakan yang bisa dilakukan virus ini jika menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah.
Baca Juga: Virus corona merebak, jaga daya tahan tubuh Anda dengan jahe merah
Di sisi lain, lebih dari selusin negara mulai mengevakuasi warganya dari Wuhan. Pada hari Kamis, Departemen Luar Negeri AS mengizinkan staf diplomatik Amerika dan keluarga mereka di Beijing, Shanghai, Chengdu dan Guangzhou untuk meninggalkan negara itu.