kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Remdesivir resmi dinyatakan sebagai obat pertama Covid-19 di AS


Jumat, 23 Oktober 2020 / 06:39 WIB
Remdesivir resmi dinyatakan sebagai obat pertama Covid-19 di AS
ILUSTRASI. BPOM AS menyetujui remdesivir produksi Gilead Sciences Inc sebagai obat untuk merawat pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Gilead Sciences Inc/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada hari Kamis (22/10/2020) menyetujui remdesivir produksi Gilead Sciences Inc sebagai obat untuk merawat pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Ini menjadikan remdesivir sebagai obat pertama dan satu-satunya yang disetujui untuk penyakit tersebut di Amerika Serikat.

Melansir Reuters, remdesivir yang diberikan secara intravena, adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengobati Presiden AS Donald Trump selama pertarungannya dengan Covid-19.

Persetujuan resmi FDA datang hanya beberapa jam sebelum dilaksanakannya debat terakhir Presiden Trump dengan pesaingnya Joe Biden menjelang pemilihan presiden 3 November.

Remdesivir telah tersedia di bawah izin penggunaan darurat FDA (EUA) sejak Mei, setelah penelitian yang dipimpin oleh National Institutes of Health menunjukkan remdesivir berhasil mengurangi masa tinggal di rumah sakit selama lima hari.

Baca Juga: Ilmuwan muda temukan terapi penyembuhan Covid-19, kantongi hadiah ratusan juta

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minggu lalu mengatakan, uji coba global terapi Covid-19 menemukan bahwa remdesivir tidak memiliki efek substansial pada lama pasien tinggal di rumah sakit atau kemungkinan bertahan hidup. Studi itu belum ditinjau oleh para ahli dari luar.

Gilead mempertanyakan hasil riset WHO tersebut. 

Remdesivir, yang akan dijual dengan nama merek Veklury, dibanderol seharga US$ 3.120 untuk paket pengobatan lima hari, atau US$ 2.340 untuk pembeli pemerintah seperti Departemen Urusan Veteran. 

Baca Juga: WHO angkat bicara soal temuan mengejutkan obat Covid-19 Remdesivir

Saham Gilead langsung melesat 4,3% setelah jam perdagangan menjadi US$ 63,30.

Reuters memberitakan, remdesivir telah menjadi standar perawatan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 parah meskipun belum terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Obat tersebut juga belum terbukti secara signifikan membantu pasien yang sakit dengan tingkat sedang, dan banyak dokter tetap berhati-hati dalam menggunakannya pada pasien dengan penyakit yang tidak terlalu parah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×