Sumber: AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Jumlah uang yang dikirimkan oleh para pekerja luar negeri ke kampung halamannya –mayoritas di Amerika Serikat (AS)- diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun ini. Menurut Inter-American Development Bank (IADB), hal ini terutama akan dialami oleh negara-negara Amerika Latin dan Karibia.
Sayangnya, tidak dijelaskan seberapa besar penurunan tersebut akan terjadi. Sekadar catatan, jumlah pengiriman remiten sudah mulai dikalkulasikan pada tahun 2000 silam. Bank tersebut mengatakan, jumlah remiten sudah mengalami kenaikan sebesar 1% pada tahun lalu dan menyentuh level US$ 69,2 miliar.
“Adanya penurunan jumlah remiten menandakan akan terjadi masalah sosial baru. Pasalnya, remiten merupakan pemasukan pokok bagi jutaan keluarga,” jelas Presiden IADB Luis Alberto Moreno.
Menurut IADB, penurunan tersebut terjadi akibat anjloknya perekonomian global dan pengetatan pekerja imigran di AS. Menurutnya, penurunan mulai terjadi pada kuartal empat 2008, dengan penurunan rata-rata sebesar 2% pada periode tertentu.
Saat ini, jumlah remiten yang dikirimkan ke negara-negara Karibia mengalami penurunan sebesar 6% pada kuartal empat. Sedangkan di Amerika Tengah terjadi penurunan sebesar 4% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan terparah dialami wilayah Andrean, di mana kenaikan pengiriman pada kuartal pertama tahun lalu sebesar 18%, anjlok menjadi 12% pada kuartal empat lalu.
Berdasarkan data IADB, Meksiko merupakan negara yang paling banyak menerima uang dari warga negaranya di luar negeri, dengan jumlah US$ 25 miliar tahun 2008. Setelah itu, baru kemudian diikuti oleh Brazil sebesar US$ 7,2 miliar. Kolombia US$ 4,8 miliar, Guatemala US$ 4,3 miliar, El Savador US$ 3,8 miliar, Republik Dominika US# 3,1 miliar dan Peru US$ 3 miliar.