kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana merger 2 broker terbesar China sudah mendekati final


Minggu, 05 Juli 2020 / 17:33 WIB
Rencana merger 2 broker terbesar China sudah mendekati final
ILUSTRASI. ilustrasi?merger dan akuisisi, mergers and acquisitions


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China sedang mempercepat proses rencana merger dua bank investasi terbesar negara itu. Hal itu dilakukan dalam rangka menciptakan kelompok adidaya senilai US$ 82 miliar serta untuk mendorong gelombang konsolidasi di antara lebih dari 130 broker yang ada di China.

Sumber Bloomberg mengungkapkan, Citic Group yakni induk dari perusahaan broker terbesar China, Citic Securities, akan mengakuisisi saham CSC Financial yang dimiliki oleh perusahaan BUMN, Central Huijin Investment. dengan akuisisi tersebut, Citic Group akan jadi pemegang saham terbesar kedua CSC.

Baca Juga: Minim sentimen domestik, simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Senin (6/7)

Citic Group telah mengajukan proposal untuk akuisisi tersebut.Jika terealisasi maka itu akan membuka jalan untuk konsolidasi sumber daya dan operasi.

Sumber menambahkan, komite Partai Komunis Citic Securities dan CSC yang merupakan pemegang kunci keputusan strategi korporasi sudah menyetujui cetak biru rencana konsolidasi itu meskipun rinciannya masih sedang dikerjakan. Citic Group disebut saat ini tengah melobi dewan negara untuk mendapatkan dukungan sebelum melakukan presentasi kepada Central Huijin.

Kesepakatan itu dilakukan dengan latar belakang perubahan seismik di industri sekuritas China senilai US$ 1,2 triliun, dimana ada potensi pemain utama domestik dan kompetitornya dari asing memasuki percekcokan.

Regulator Tiongkok sedang mendiskusikan rencana untuk memungkinkan bank-bank terbesar di negara itu memasuki industri sekuritas di saat pasar China dibuka kepada raksasa Wall Street meningkatkan urgensi broker lokal untuk menambah bobot untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Chatib Basri ramal defisit fiskal bisa membengkak hingga 8% dari PDB

"Sejak 2018, regulator China telah mengeksplorasi berbagai cara untuk mendorong pembuatan bank investasi berkualitas tinggi. Di satu sisi mereka membuka pintu bagi pesaing asing yang kuat masuk dan di sisi lain mereka mempromosikan konsolidasi industri dan mendorong broker Cina untuk tumbuh dalam ukuran." tulis analis Essence Securities, Zhang Jingwei dan Jiang Zhongyu dalam risetnya seperti dikutip Bloomberg, Minggu 95/7).

Saat ini, terdapat 131 broker China. Namun asetnya jika dijumlahnya hanya setara dengan Goldman Sachs dan tidak sampai sepertiganya Industrial & Commercial Bank of China Ltd yakni bank terbesar China.

Broker-broker lokal ini juga jauh jika menjadi bank investasi layanan penuh, mengandalkan induk dan pop trander di seluruh negara sebagai sumber utama pendapatannya. Pasarnya juga terfragmentasi, dimana lima pialang teratas meraih sekitar sepertiga dari pendapatan industri.

Perwakilan di Citic Group dan China Investment Corp tidak segera menanggapi permintaan komentar saat dikonfirmasi Bloomberg. Sementara Citic Securities mengatakan tidak mengetahui adanya informasi tentang kemungkinan akuisisi saham CSC Financial oleh Citic Group.

Baca Juga: Laju kredit bank BUKU III melambat di bulan Mei, ini penyebabnya

Dalam pengajuan terpisah, CSC Financial mengatakan belum mengadakan pertemuan Komite Partai untuk mempertimbangkan dan menyetujui rencana merger seperti yang dituduhkan dalam laporan media. Central Huijin, unit perusahaan sovereign wealth fund pelat merah China, saat ini memiliki 37,37% saham CSC Financial, sementara Citic Securities memegang saham 6%.

Citic Securities telah memimpin serangkaian akuisisi termasuk kesepakatan US$ 2 miliar untuk mengambil saingan yang lebih kecil Guangzhou Securities Co tahun lalu. Perusahaan yang berbasis di Beijing menghasilkan laba 12,2 miliar yuan tahun lalu.

Komisi Regulasi Sekuritas China, yang dipimpin oleh mantan ketua ICBC Yi Huiman, mengatakan akhir tahun lalu bahwa mereka ingin membuat bank investasi berukuran besar untuk bersaing dengan Wall Street, serta untuk mempromosikan ekspansi internasional dari brokernya sendiri.

Sebagai bagian dari rencana itu, sumber Bloomberg yang lain mengatakan, regulator sedang mempertimbangkan pemberian lisensi pialang pada awalnya kepada beberapa pemberi pinjaman terbesar di negara itu, termasuk ICBC dan China Construction Bank Corp, berdasarkan uji coba.

Baca Juga: Dorong pertumbuhan UMKM, fintech P2P lending gencar salurkan pinjaman dana

Sementara itu, pembukaan industri keuangan negara senilai US$ 45 triliun tahun ini untuk kepemilikan asing penuh kemungkinan akan memberikan sentakan baru bagi sektor ini, memaksa konsolidasi dan memenangkan pemain lemah.

Bank-bank global dan para manajer aset meningkatkan investasi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu bahkan di saat terjadi ketegangan politik antara AS dan China terkait wabah virus korona dan penumpasan terhadap Hong Kong meningkat.

JPMorgan Chase telah disetujui bulan lalu untuk mengambil kepemilikan penuh atas unit berjangka China-nya, sementara Morgan Stanley dan Goldman dibebaskan untuk mengambil kendali mayoritas atas usaha sekuritas darat mereka pada bulan Maret. 

Dengan kompetisi memanas, beberapa perusahaan sekuritas meningkatkan modal untuk memperluas layanan broker tradisional dengan membangun menu yang lebih luas dari layanan perbankan investasi yang membutuhkan lebih banyak modal.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×