kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,54   -7,83   -0.79%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana pertemuan Menlu ASEAN dengan militer Myanmar dapat kecaman!


Selasa, 02 Maret 2021 / 11:35 WIB
Rencana pertemuan Menlu ASEAN dengan militer Myanmar dapat kecaman!
ILUSTRASI. Menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara bersiap untuk menggelar pertemuan khusus dengan militer yang berkuasa di Myanmar pada hari Selasa (2/3/2021). REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara yang terhimpun dalam ASEAN bersiap untuk menggelar pertemuan khusus dengan militer yang berkuasa di Myanmar pada hari Selasa (2/3/2021). Pertemuan ini dihelat dalam rangka untuk menekan aksi kekerasan yang mematikan dan membuka saluran untuk mengatasi krisis politik yang kian memburuk di negara tersebut.

Reuters memberitakan, perundingan itu akan dilakukan dua hari setelah hari paling berdarah sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi sebulan lalu. Kudeta militer memicu kemarahan dan aksi protes jalanan massal di seluruh Myanmar.

Sebagian besar jalan-jalan di kota terbesar Yangon pada Selasa pagi tampak sepi menjelang apa yang dikatakan pengunjuk rasa akan menjadi aksi demonstrasi besar lainnya. Beberapa pusat perbelanjaan mengumumkan penutupan karena khawatir terjadi kerusuhan.

Pada Senin (1/3/2021), pihak kepolisian menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa di Yangon. Menurut penuturan saksi mata, mereka kemudian menyisir jalan-jalan dan menembakkan peluru karet.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan, begini kondisinya

Dalam sambutan yang dibacakan di televisi pemerintah oleh penyiar berita, pemimpin junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengatakan para pemimpin protes dan "penghasut" akan dihukum dan mengancam akan menindak pegawai negeri yang menolak untuk bekerja.

Min Aung Hlaing telah berjanji untuk mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenangnya, tetapi tidak memberikan kerangka waktu yang jelas.

Kudeta pada 1 Februari menghentikan langkah tentatif Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer. Aksi itu juga telah menuai kecaman dan sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, serta meningkatnya kekhawatiran di antara negara tetangganya.

Baca Juga: Hari terkelam sejak kudeta, 18 pengunjuk rasa tewas di Myanmar

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan rekan-rekannya di ASEAN akan blak-blakan saat merek




TERBARU

[X]
×