Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Tiongkok, melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, secara resmi mengeluarkan peringatan risiko kepada warganya yang berencana bepergian ke Amerika Serikat.
Peringatan ini dikeluarkan sebagai respons terhadap memburuknya hubungan ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, serta meningkatnya situasi keamanan domestik di Negeri Paman Sam.
Dalam pernyataan resminya yang dirilis Rabu, kementerian tersebut menyampaikan:
“Baru-baru ini, karena memburuknya hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS serta situasi keamanan domestik di Amerika Serikat, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengingatkan wisatawan Tiongkok untuk sepenuhnya menilai risiko perjalanan ke AS dan bersikap hati-hati.”
Baca Juga: China Melawan Balik! Bank Sentral Batasi Pembelian Dolar AS untuk Menstabilkan Yuan
Peringatan Tambahan dari Kementerian Pendidikan Tiongkok
Seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, Kementerian Pendidikan Tiongkok juga mengeluarkan imbauan kepada para pelajar dan mahasiswa Tiongkok yang mempertimbangkan untuk melanjutkan studi ke Amerika Serikat.
Imbauan ini dipicu oleh disahkannya Higher Education Act di negara bagian Ohio, yang dinilai memiliki dampak negatif terhadap pertukaran akademik antara Tiongkok dan Amerika.
Pihak kementerian menekankan pentingnya:
-
Evaluasi risiko keselamatan secara menyeluruh.
-
Kesadaran akan tantangan administratif dan regulatif.
-
Pertimbangan cermat terhadap negara bagian tujuan studi, terutama yang terkena dampak langsung dari pembatasan baru.
Eskalasi Perang Dagang AS-Tiongkok dan Dampaknya terhadap Wisatawan
Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok mencapai titik baru setelah Presiden Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif baru terhadap barang-barang impor dari Tiongkok, mencapai 104%.
Baca Juga: Resmi! China Terapkan Tarif 84% atas Impor Produk AS, Perang Dagang Makin Memanas
Sebagai balasan, Tiongkok juga menetapkan tarif balasan hingga 84%, meningkat drastis dari tarif sebelumnya yang sebesar 34%.
Kebijakan baru ini bukan hanya berdampak pada sektor manufaktur dan ekspor-impor, tetapi juga memicu kekhawatiran dalam industri pariwisata global. Pasar finansial global mengalami penurunan tajam akibat kekhawatiran atas dampak jangka panjang dari perang dagang ini.
Negara-Negara Eropa Juga Perbarui Peringatan Perjalanan ke AS
Tiongkok bukan satu-satunya negara yang memperbarui kebijakan perjalanannya. Negara-negara Eropa seperti Belgia, Belanda, Portugal, Norwegia, Denmark, Finlandia, Irlandia, Jerman, Prancis, dan Inggris turut mengeluarkan panduan perjalanan baru ke Amerika Serikat. Panduan ini menyoroti:
-
Kebijakan imigrasi ketat di bawah pemerintahan Trump.
-
Isu hak transgender dan dampaknya terhadap wisatawan asing.
-
Potensi tindakan diskriminatif terhadap warga negara asing, termasuk dari Asia.
Baca Juga: Trump Ancam Tambah Tarif 50% Lagi Atas China, Jika Tiongkok Tak Cabut Tarif Balasan
Reaksi Pemerintah Tiongkok dan Pernyataan Presiden Trump
Dalam pidato resminya di hadapan NRCC (National Republican Congressional Committee), Presiden Trump menyampaikan bahwa:
“China berusaha memberlakukan tarif tambahan yang tidak adil... Itu sebabnya tarif tambahan atas barang-barang Tiongkok kini berlaku, efektif mulai tengah malam ini, sebesar 104%.”
Sementara itu, Kementerian Keuangan Tiongkok menyatakan bahwa:
“Peningkatan tarif oleh Amerika Serikat merupakan kesalahan di atas kesalahan yang secara serius melanggar hak dan kepentingan sah Tiongkok serta merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan.”