Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mengambil langkah tegas untuk menstabilkan nilai tukar yuan setelah tekanan signifikan muncul akibat lonjakan tarif impor dari Amerika Serikat.
Pemerintah Tiongkok memerintahkan bank-bank milik negara untuk mengurangi pembelian dolar AS dan meningkatkan pengawasan atas transaksi valas, sebagai bagian dari strategi mempertahankan nilai yuan dari depresiasi tajam.
Langkah tersebut muncul usai Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif balasan yang membawa total beban tarif terhadap produk ekspor Tiongkok menjadi 104%, efektif mulai Rabu pagi.
Baca Juga: Resmi! China Terapkan Tarif 84% atas Impor Produk AS, Perang Dagang Makin Memanas
Ketegangan perdagangan antara kedua negara semakin meningkat setelah Tiongkok menolak untuk tunduk pada tuntutan Trump, yang sebelumnya telah memberlakukan tarif 20% dan menambahkan 34% pekan lalu. Ketika Tiongkok membalas dengan tarif setara, Trump kembali menaikkan tarif tambahan sebesar 50%, memicu kekhawatiran pasar global.
Intervensi Agresif di Pasar Spot dan Pengetatan Kontrol Valas
Menurut laporan dari Reuters, PBOC telah mengeluarkan instruksi kepada bank-bank BUMN besar agar menahan diri dari pembelian dolar untuk kepentingan akun proprietary mereka.
Lebih lanjut, bank-bank tersebut diminta untuk memperketat pemeriksaan terhadap transaksi pembelian dolar oleh nasabah, sebagai langkah preventif terhadap spekulasi mata uang yang dapat memperburuk pelemahan yuan.
Pada hari Rabu, bank-bank besar terlihat menjual dolar secara agresif dan membeli yuan di pasar spot onshore untuk memperlambat laju depresiasi. Langkah ini dipandang sebagai sinyal jelas bahwa Tiongkok tidak akan membiarkan yuan melemah secara drastis, mengingat depresiasi tajam berisiko merusak kepercayaan pasar serta stabilitas sektor keuangan domestik.
Komitmen PBOC: Tidak Gunakan Depresiasi Yuan sebagai Senjata Perang Dagang
Meskipun tekanan terhadap sektor ekspor Tiongkok terus meningkat, PBOC menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menjadikan depresiasi yuan sebagai alat untuk mengkompensasi dampak tarif. Seorang penasihat kebijakan mengatakan bahwa depresiasi besar-besaran justru bisa memperburuk sentimen pasar dan mengganggu aliran modal.
Baca Juga: Tarif Trump Mulai Berlaku, Uni Eropa dan China Siapkan Serangan Balik
“Depresiasi tajam tidak akan terjadi karena dapat merusak kepercayaan pasar, namun depresiasi moderat akan membantu ekspor,” ujar sumber kebijakan kepada Reuters.
Sebagai gantinya, Tiongkok akan mengandalkan dukungan kebijakan fiskal berupa subsidi, insentif pajak, dan diversifikasi pasar untuk membantu eksportir strategis mengatasi hambatan perdagangan.
PBOC terus menunjukkan komitmennya terhadap stabilitas nilai tukar dan kontrol modal yang ketat, meski dihadapkan pada tantangan serius dari eskalasi perang dagang. Ketergantungan ekspor Tiongkok terhadap pasar Amerika membuat nilai tukar yuan menjadi elemen penting dalam menjaga daya saing produk dan arus modal.