kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.779   21,00   0,13%
  • IDX 6.369   106,29   1,70%
  • KOMPAS100 923   27,30   3,05%
  • LQ45 724   17,33   2,45%
  • ISSI 198   4,51   2,33%
  • IDX30 378   6,29   1,69%
  • IDXHIDIV20 458   7,62   1,69%
  • IDX80 105   3,28   3,22%
  • IDXV30 111   4,56   4,28%
  • IDXQ30 124   1,83   1,50%

Tarif Trump Mulai Berlaku, Uni Eropa dan China Siapkan Serangan Balik


Rabu, 09 April 2025 / 18:04 WIB
Tarif Trump Mulai Berlaku, Uni Eropa dan China Siapkan Serangan Balik
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi memberlakukan tarif "resiprokal" terhadap puluhan negara, termasuk bea masuk setinggi 104% terhadap produk China, mulai Rabu (9/4) waktu setempat. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BRUSSELS. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi memberlakukan tarif "resiprokal" terhadap puluhan negara, termasuk bea masuk setinggi 104% terhadap produk China, mulai Rabu (9/4) waktu setempat.

Langkah ini semakin memanaskan tensi perang dagang global, di tengah rencana Uni Eropa untuk meluncurkan langkah balasan.

Kebijakan tarif Trump telah mengguncang sistem perdagangan global yang sudah mapan selama puluhan tahun.

Baca Juga: Terdampak Tarif Trump, Pertumbuhan Ekonomi RI Berisiko Terdampak Perlambatan Global

Indeks S&P 500 mengalami koreksi terdalam sejak pembentukannya, dan pasar global kehilangan nilai triliunan dolar dalam sepekan terakhir.

Pasar obligasi AS juga terkena dampaknya. Investor mulai melepas aset-aset safe haven, termasuk dolar AS, yang justru melemah terhadap mata uang utama lainnya.

Sementara itu, bursa Eropa melemah, dan kontrak berjangka saham AS memberi sinyal tekanan lanjutan, mengikuti jejak suram bursa Asia.

Pemerintah Jepang menyatakan akan bekerja sama dengan negara-negara G7 dan IMF guna menjaga stabilitas pasar.

“Kerja sama internasional penting untuk mencegah instabilitas pasar,” ujar diplomat mata uang utama Jepang, Atsushi Mimura.

Trump sendiri terkesan santai menyikapi kekacauan pasar.

Dalam pidatonya di hadapan Partai Republik, ia menyebut bahwa negara-negara lain berlomba-lomba meminta negosiasi akibat tekanan tarifnya.

“Mereka memohon-mohon, ‘Please sir, I’ll do anything,’” ujar Trump dengan nada mengejek.

Baca Juga: Bahas Tarif Trump, Menko Airlangga Hartarto Adakan Pertemuan dengan Dubes AS

Eropa Balas dengan Tarif Tambahan

Uni Eropa bergerak cepat menyusun langkah balasan. Negara anggota dijadwalkan menyetujui tarif tambahan pada sejumlah produk asal AS seperti motor, ayam, buah-buahan, kayu, pakaian, hingga benang gigi. Tarif ini akan diberlakukan bertahap.

Sumber Reuters menyebut, dampak tarif Trump akan lebih besar dari yang diperkirakan terhadap pertumbuhan ekonomi zona euro, meskipun bisa menekan inflasi dalam jangka pendek. ECB menyatakan siap menjaga stabilitas dan pembiayaan ekonomi kawasan.

China: Tidak akan Tunduk pada “Bully”

Trump juga menaikkan tarif terhadap impor asal China, dari sebelumnya 54% menjadi 104%, setelah China menerapkan bea balasan.

Pemerintah China dilaporkan segera menyusun stimulus ekonomi dan langkah stabilisasi pasar keuangan.

Beijing menegaskan siap melawan jika AS terus menyerang. Tekanan terhadap nilai tukar yuan pun meningkat.

Namun, bank sentral China dikabarkan telah menginstruksikan bank BUMN untuk membatasi pembelian dolar AS, sebagai upaya mengendalikan depresiasi tajam yuan.

Baca Juga: ADB: Ekonomi Asia Pasifik Tertekan Kebijakan Tarif Impor Tinggi Donald Trump

Efek Global Meluas

Bank sentral di India dan Selandia Baru langsung memangkas suku bunga, menandai awal gelombang pelonggaran moneter global untuk meredam efek tarif. Bank sentral Polandia juga membuka peluang penurunan suku bunga.

Di sisi lain, konsumen AS mulai merasa dampaknya. Sebanyak 75% responden survei Reuters/Ipsos memperkirakan harga barang kebutuhan pokok akan naik dalam 6 bulan ke depan. Produsen seperti Bang & Olufsen sudah mengumumkan kenaikan harga.

Adapun tarif Trump akan berlaku penuh per 12:01 a.m. ET (0401 GMT), namun produk yang masih dalam perjalanan dan tiba sebelum 27 Mei akan dibebaskan sementara dari tarif baru tersebut.

Selanjutnya: Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Antam Bukukan Pendapatan Rp 69,19 Triliun di 2024

Menarik Dibaca: Waspada Hujan Petir di Jogja, Intip Ramalan Cuaca Besok di Wilayah DIY



TERBARU

[X]
×