Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BRUSSELS. Perang dagang global yang dipicu oleh tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump semakin panas pada hari Senin (7/5/2025).
Pasalnya, Trump mengancam akan meningkatkan bea masuk terhadap China dan Uni Eropa dengan mengusulkan tarif balasannya sendiri.
Reuters memberitakan, pasar keuangan di seluruh dunia membukukan kerugian hari ketiga karena investor khawatir bahwa hambatan perdagangan yang tinggi di sekitar pasar konsumen terbesar di dunia dapat menyebabkan resesi.
Indeks S&P 500 ditutup lebih rendah setelah sesi naik turun di mana indeks tersebut menyentuh level terendah dalam lebih dari setahun.
Trump mengatakan tarif - minimal 10% untuk semua impor AS, dengan target tarif hingga 50% - akan membantu Amerika Serikat merebut kembali basis industri yang menurutnya telah layu selama beberapa dekade liberalisasi perdagangan.
"Itulah satu-satunya kesempatan bagi negara kita untuk mengatur ulang keadaan. Karena tidak ada presiden lain yang bersedia melakukan apa yang saya lakukan, atau bahkan melakukannya," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Dia menambahkan, "Sekarang, saya tidak keberatan melakukannya karena saya melihat gambaran yang indah di akhir."
Baca Juga: Tarif Trump dan Ancaman Baru bagi Industri Baja Indonesia
Trump berbicara beberapa jam setelah ia meningkatkan konfrontasi dengan China, negara dengan perekonomian terbesar nomor 2 di dunia.
Trump mengatakan ia akan mengenakan bea tambahan sebesar 50% pada impor AS dari China pada hari Rabu jika negara itu tidak mencabut bea 34% yang telah dikenakannya pada produk AS minggu lalu.
Tarif China tersebut diberlakukan sebagai tanggapan atas bea "timbal balik" sebesar 34% yang diumumkan oleh Trump.
Beijing menanggapi dengan nada menantang.
"Ancaman Trump merupakan langkah khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi," kata juru bicara kedutaan besar China Liu Pengyu.
Baca Juga: Ini yang Diinginkan Amerika dari Uni Eropa Soal Tarif Trump