Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia menegaskan, "Kami telah menekankan lebih dari sekali bahwa menekan atau mengancam China bukanlah cara yang tepat untuk terlibat dengan kami. China akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingannya yang sah."
Sementara itu, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, Komisi Eropa mengusulkan tarif balasan sebesar 25% untuk berbagai barang AS, termasuk kacang kedelai, kacang-kacangan, dan sosis, meskipun barang-barang potensial lainnya seperti wiski bourbon tidak termasuk dalam daftar.
Para pejabat mengatakan mereka siap untuk menegosiasikan kesepakatan "nol untuk nol" dengan pemerintahan Trump.
"Cepat atau lambat, kami akan duduk di meja perundingan dengan AS dan menemukan kompromi yang dapat diterima bersama," kata Komisaris Perdagangan UE Maros Sefcovic dalam sebuah konferensi pers.
Blok yang beranggotakan 27 negara itu tengah berjuang dengan tarif untuk mobil dan logam yang sudah berlaku, dan menghadapi tarif 20% untuk produk lainnya pada hari Rabu.
Baca Juga: Pemerintah RI Siap Bertolak ke AS Paling Lambat 17 April 2025 untuk Negosiasi Tarif
Trump juga mengancam akan mengenakan tarif pada minuman beralkohol Uni Eropa.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent bertemu dengan Trump di Florida pada hari Minggu, Politico melaporkan, untuk mendesaknya agar menekankan kesepakatan perdagangan dengan mitra untuk meyakinkan pasar bahwa ada tujuan akhir dari strategi AS.
Trump mengatakan pemerintahannya akan membuka pembicaraan perdagangan dengan Jepang, salah satu sekutu terdekat Washington di Asia.
Tidak hanya itu, pejabat pemerintahan mengatakan puluhan negara lain juga telah menghubunginya dengan harapan dapat menghentikan tarif setinggi 50% yang akan mulai berlaku pada hari Rabu.
Tonton: Serang Balik AS, Uni Eropa Bakal Bersatu Menghadapi Tarif Trump
Investor sekarang bertaruh bahwa meningkatnya risiko resesi dapat mendorong Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga paling cepat bulan depan.
Trump mengulangi seruannya kepada bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada hari Senin, tetapi kepala Fed Jerome Powell sejauh ini mengindikasikan bahwa dia tidak terburu-buru untuk melakukannya.