Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Puluhan ribu warga Palestina yang hendak kembali ke Gaza masih tertahan di sebuah perlintasan yang dijaga oleh Israel di Netzarim, pada hari Minggu, 26 Januari 2025.
Di kawasan Gaza tengah tersebut, sejumlah besar orang menunggu di sepanjang jalan utama menuju utara, sebagian di dalam kendaraan dan sebagian lagi berjalan kaki.
Para pengungsi yang hendak kembali ke Gaza bahkan tidak mengetahui apakah rumah merek masih berdiri atau sudah hancur akibat serangan Israel. Namun, puluhan ribu warga Palestina dengan gembira ingin kembali ke tempat tinggalnya.
"Banyak dari mereka tidak tahu apakah rumah mereka di kampung halaman masih berdiri. Namun mereka tetap ingin pergi, mereka ingin mendirikan tenda di samping reruntuhan rumah mereka, mereka ingin merasa seperti di rumah sendiri," kata Tamer Al-Burai, salah seorang pengungsi, kepada Reuters.
Baca Juga: Berhenti di Gaza, Israel Agresif Merusak dan Membunuh Penduduk di Jenin, Tepi Barat
Diserang Tentara Israel
Hingga hari Minggu, banyak orang tidur semalam di Jalan Salahuddin, jalan raya utama yang membentang dari utara ke selatan dan di jalan pantai yang mengarah ke utara.
Semuanya menunggu untuk melewati posisi militer Israel di koridor Netzarim yang melintasi pusat Jalur Gaza.
Tentara Israel bahkan masih melakukan serangan kepada para pengungsi di tengah gencatan senjata. Pihak Rumah Sakit Al-Awda mengatakan, seorang warga Palestina tewas dan 15 lainnya terluka akibat tembakan Israel.
Baca Juga: Pemukim Israel di Tepi Barat Masih Merusuh Selama Gencatan Senjata Gaza
Para tentara Israel diduga berusaha mencegah orang-orang Palestina mendekat di sepanjang jalan pesisir. Militer Israel mengatakan, mereka melepaskan tembakan peringatan kepada tersangka yang mengancam pasukannya.
Mengacu perjanjian gencatan senjata, Israel dimaksudkan untuk mengizinkan warga Palestina yang mengungsi dari utara untuk kembali ke rumah mereka.
Sayangnya, Israel mencoba mengingkari perjanjian dengan mengatakan bahwa Hamas gagal menyerahkan daftar sandera yang dijadwalkan untuk dibebaskan.
Atas dasar itu, Israel enggan membuka pos pemeriksaan di Gaza bagian tengah yang menyediakan penyeberangan ke wilayah utara. Hamas menyalahkan Israel atas keterlambatan tersebut dan menuduhnya mengulur-ulur waktu.
Tonton: PBB Menuding Iran Semakin Getol Memproduksi Uranium, Buat Produksi Nuklir?