kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

Warga Palestina Berduka Atas Serangan Israel di Khan Younis, Gaza


Senin, 16 Desember 2024 / 18:44 WIB
Warga Palestina Berduka Atas Serangan Israel di Khan Younis, Gaza
ILUSTRASI. Warga Palestina bereaksi setelah serangan Israel di dekat sekolah yang dikelola PBB yang melindungi warga terlantar, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, dalam gambar diam yang diambil dari video, 3 Juli 2024 REUTERS/Mohammed Salem 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KAIRO/GAZA. Keluarga korban tewas akibat serangan Israel di Khan Younis berkumpul di sekitar jenazah yang terbungkus kain kafan putih pada Senin (16/12), sebelum mengantarkan mereka ke peristirahatan terakhir. 

Pejabat kesehatan Palestina pada Minggu (15/12) melaporkan bahwa sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan di sebuah sekolah yang menjadi tempat pengungsian keluarga-keluarga di kota tersebut, wilayah selatan Jalur Gaza. 

Baca Juga: Militer Israel Membunuh 30 Warga Palestina yang Berlindung di Kantor Pos Gaza

Militer Israel menyatakan bahwa mereka menyerang militan Hamas yang beroperasi dari sebuah kompleks yang sebelumnya digunakan sebagai sekolah yang dikelola PBB.

Menurut mereka, kompleks itu juga dijadikan tempat pelatihan dan perencanaan serangan terhadap pasukan Israel. 

Tangis para wanita pecah ketika jenazah anggota keluarga mereka dibawa dengan tandu medis oleh para pria, lalu diletakkan di tanah untuk dilakukan salat jenazah. 

“Orang-orang merasa aman, tinggal di rumah-rumah mereka (tempat perlindungan) setelah salat Isya. Mereka duduk, tidur, dan berdiam di tempat mereka,” ujar Manal Tafesh, yang kehilangan saudara laki-laki dan keponakannya dalam serangan tersebut. 

“Anak-anak kami telah tiada, anak-anak kami telah tiada. Pemuda-pemuda kami telah tiada. Anak-anak kami telah pergi, dan garis keturunan kami pun berakhir. Kapan kegelapan ini akan berakhir?” katanya kepada Reuters di luar kamar mayat. 

Baca Juga: Majelis Umum PBB Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza, Ditentang Israel dan AS

Militer Israel menuduh Hamas menggunakan penduduk sipil seperti di rumah sakit, sekolah, dan masjid untuk tujuan militer.

Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai alasan Israel untuk “membenarkan pembunuhan warga sipil tanpa pandang bulu.” 

Serangan udara Israel terus berlanjut pada Senin, dengan pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan di berbagai wilayah Gaza telah menewaskan sedikitnya 10 orang. 

Petugas medis menyebut empat orang tewas akibat serangan udara di kota Beit Lahiya di bagian utara Jalur Gaza, di mana militer Israel telah beroperasi sejak Oktober.

Tiga orang lainnya tewas akibat tembakan tank Israel di dekat pemakaman kamp Nuseirat di wilayah tengah, serta tiga orang lagi di Rafah, wilayah selatan. 

Baca Juga: Serangan Israel Menghantam Warga Palestina yang Bertugas Mengamankan Truk Bantuan

Perang ini bermula ketika kelompok militan Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang – sebagian besar warga sipil – dan membawa lebih dari 250 sandera ke Gaza, menurut otoritas Israel. 

Israel kemudian melancarkan serangan udara dan darat yang menewaskan hampir 45.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut otoritas di Jalur Gaza yang dikelola Hamas.

Kampanye ini telah membuat hampir seluruh populasi Gaza mengungsi dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut. 

Upaya mediasi yang dilakukan Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk mencapai gencatan senjata, termasuk kesepakatan pelepasan sandera, mengalami kemajuan dalam beberapa pekan terakhir, tetapi belum ada terobosan yang diumumkan. 

Baca Juga: Paus yang Semakin Kritis terhadap Israel akan Bertemu dengan Presiden Palestina

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, dirinya telah berbicara dengan Presiden terpilih AS Donald Trump, yang akan kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari, terkait upaya membebaskan sandera. 

“Kami membahas perlunya menyelesaikan kemenangan Israel dan berbicara panjang lebar tentang upaya yang kami lakukan untuk membebaskan sandera kami,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Minggu.   

Selanjutnya: Harga Pangan Bali, Senin (16/12) Harga Kedelai dan Cabai Rawit Merah Naik

Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Toner Badan Terbaik yang Ampuh Hilangkan Daki Membandel



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×