Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - LONDON/MELBOURNE. Rio Tinto, produsen bijih besi terbesar di dunia, mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi Arcadium Lithium senilai US$6,7 miliar dalam kesepakatan tunai penuh.
Langkah ini menandai langkah strategis signifikan bagi Rio Tinto dalam memperkuat posisinya di pasar lithium global yang sangat diperlukan dalam transisi energi.
Detail Akuisisi
Rio Tinto sepakat membayar US$5,85 per saham Arcadium Lithium, yang mewakili premi hampir 90% dari harga penutupan Arcadium sebesar US$3,08 per saham pada 3 Oktober.
Dengan akuisisi ini, Rio Tinto akan mendapatkan akses ke tambang-tambang lithium, fasilitas pengolahan, dan deposit di beberapa negara, termasuk Argentina, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga Aluminium Merosot, Laba Rio Tinto Melorot
Katalis Akuisisi: Pasokan Lithium untuk Masa Depan Energi Bersih
Rio Tinto melihat akuisisi ini sebagai langkah yang berorientasi pada siklus jangka panjang. CEO Rio, Jakob Stausholm, menyebutkan bahwa ini adalah ekspansi kontrarian yang selaras dengan kerangka alokasi modal yang disiplin.
Dengan mengakuisisi Arcadium, Rio Tinto meningkatkan eksposurnya ke pasar lithium yang menarik, meskipun harga lithium telah turun akibat kelebihan pasokan dari Tiongkok dan penurunan penjualan kendaraan listrik.
Lithium adalah komponen penting dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik, dan akuisisi ini memungkinkan Rio Tinto untuk memperluas portofolionya dalam transisi energi global. Beberapa pelanggan utama Arcadium termasuk Tesla, BMW, dan General Motors, yang semuanya sangat bergantung pada pasokan lithium untuk memproduksi kendaraan listrik.
Sinergi dan Pertumbuhan Jangka Panjang
Dengan menggabungkan aset lithium Arcadium yang tersebar di berbagai negara, Rio Tinto memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen terbesar logam penting ini. Perusahaan ini akan bersaing langsung dengan raksasa industri seperti Albemarle dan SQM, yang juga berada di garis depan produksi lithium global.
Baca Juga: Rio Tinto Bakal Membeli Produsen Litium, Arcadium Lithium
Arcadium memiliki kombinasi tambang aktif dan deposit lithium dengan pasokan yang cukup untuk beberapa dekade, serta fasilitas pengolahan yang canggih. Aset-aset ini akan melengkapi output mineral penting lainnya yang diproduksi Rio Tinto, termasuk tembaga dan bijih besi.
Dengan ini, Rio Tinto semakin memperkuat perannya dalam rantai pasok mineral kritis yang dibutuhkan untuk mendukung transisi energi bersih global.
Tantangan dan Peluang di Pasar Lithium
Meskipun harga lithium mengalami tekanan akibat kelebihan pasokan dan penurunan permintaan kendaraan listrik, Rio Tinto memandang ini sebagai kesempatan untuk melakukan ekspansi strategis di tengah siklus penurunan.
Jason Beddow, direktur pelaksana di Argo Investments, mengatakan bahwa meskipun premi yang dibayarkan Rio untuk Arcadium cukup besar, penjualan saham Arcadium yang turun lebih dari 37% sejak awal tahun membuat kesepakatan ini menarik.
Baca Juga: Miliarder Australia Ini Habiskan US$2,8 Miliar untuk Elektrifikasi Armada Tambang
Lebih lanjut, lokasi tambang Arcadium dan Rio Tinto yang dekat di Kanada, serta penggunaan tenaga air Quebec yang sama, menciptakan sinergi operasional. Fasilitas kimia Rio yang kuat di Kanada juga akan terintegrasi dengan aset lithium baru dari Arcadium, memperkuat posisi Rio dalam rantai pasokan lithium.
Persetujuan dan Penutupan Kesepakatan
Dewan direksi kedua perusahaan telah menyetujui kesepakatan ini secara bulat, dan diharapkan transaksi akan selesai pada pertengahan 2025. Rio Tinto juga berencana untuk mempertahankan staf Arcadium sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya.
Jika kesepakatan ini berjalan mulus, Rio Tinto akan berada di posisi yang lebih kuat dalam produksi lithium global, dibandingkan dengan pesaingnya seperti BHP Group yang baru-baru ini gagal dalam upaya akuisisi Anglo American.