kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Riset sebut ketimpangan vaksinasi global bisa rampas ekonomi hingga US$ 9,2 triliun


Jumat, 05 Februari 2021 / 15:46 WIB
Riset sebut ketimpangan vaksinasi global bisa rampas ekonomi hingga US$ 9,2 triliun
ILUSTRASI. Warga mengantre untuk memasuki Lapangan Lord's Cricket untuk menerima vaksin virus corona (COVID-19), ditengah mewabahnya penyakit tersebut, di London, Inggris, Jumat (22/1/2021). REUTERS/John Sibley


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Bloomberg's Vaccine Tracker menunjukkan 4,54 juta dosis diberikan rata-rata di seluruh dunia setiap hari selama seminggu terakhir. Namun penyebarannya vaksinasi ini jauh dari kata merata, sebab rasio vaksinasi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris membentuk sekitar 40% dari 119,8 juta dosis yang diberikan secara global.

Sedangkan negara berkembang melakukan vaksinasi yang lebih lambat. Di benua Afrika misalnya, hanya Mesir, Maroko, Seychelles dan Guinea yang tercatat telah memberikan vaksin. Sedangkan sebagian besar Asia Tengah dan Amerika Tengah belum mulai vaksinasi, atau bergerak lambat.

Berarti, negara-negara berkembang berisiko jatuh lebih jauh di belakang secara ekonomi. Hal ini akan membatasi ruang untuk untuk pemulihan ekonomi sebab melemahnya permintaan akan barang-barang dan pasokan suku cadang manufaktur dari negara berkembang.

Baca Juga: Revolusi baru Rusia, Vladimir Putin takut dibunuh seperti Muammar Gaddafi

Lebih buruk lagi, bila vaksinasi tidak dilakukan, maka membuka potensi mutasi virus yang lebih sulit ditahan. Lebih lanjut akan menghasilkan krisis kesehatan dan ekonomi yang baru.

“Dengan virus yang bermutasi, tidak ada negara yang aman sampai seluruh dunia divaksinasi dan mencapai kekebalan kelompok,” kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research Pte di Singapura.

Sedangkan Bloomberg Economics menyatakan peluncuran vaksin yang lambat menghadirkan risiko serius bagi pandangan kami. Wabah virus yang tidak terkendali berarti negara berkembang akan terus berkinerja buruk dalam jangka panjang. Virus dapat memperburuk masalah negara berkembang lainnya dan stagnasi pra-pandemi dapat terus berlanjut. 

Selanjutnya: Militer China mulai terjunkan armada tank utama Type 99A ke perbatasan India



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×