kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko munculnya gelombang kedua wabah corona kian nyata di sejumlah negara


Senin, 11 Mei 2020 / 15:40 WIB
Risiko munculnya gelombang kedua wabah corona kian nyata di sejumlah negara
ILUSTRASI. Seorang umat diperiksa suhu badannya saat menghadiri sebuah acara perayaan kelahiran Budha di sebuah kuil di Seoul, Korea Selatan, Kamis (30/4/2020). Yonhap via REUTERS


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Sejumlah negara mulai melonggarkan aturan pembatasan kegiatan untuk menekan penyebaran wabah virus corona. Namun potensi munculnya gelombang kedua penyebaran corona, makin membesar.

Dilansir dari South China Morning Post, kekhawatiran akan gelombang kedua pandemi yang telah menewaskan lebih dari 280.000 orang di seluruh dunia dan menghancurkan ekonomi global ini mengintai sebagian besar Eropa dan dunia.

Baca Juga: Hubungan AS dan China kian panas di Laut China Selatan, ini penyebabnya

Dengan jutaan orang yang kehilangan pekerjaan, termasuk di Amerika Serikat di mana 20 juta orang kehilangan pekerjaan pada bulan April, pemerintah sangat ingin membuka kembali perekonomian.

Tetapi risiko gelombang kedua ditekankan oleh kebangkitan kasus corona di Korea Selatan.

Meskipun dipuji secara luas atas penanganan wabah, negara itu terpaksa menutup semua bar dan klub di ibukota Seoul setelah sekelompok orang mengalami infeksi corona belum lama ini.

Korea Selatan mengumumkan jumlah tertinggi kasus virus corona baru selama lebih dari sebulan pada hari Senin, didorong oleh kelompok infeksi di distrik kehidupan malam Seoul tepat saat negara itu melonggarkan pembatasan.

Baca Juga: Takut dicaplok China, pemerintah Jepang pagari Toyota hingga Sony

Negara ini telah dianggap sebagai model global dalam cara mengekang virus, tetapi pada akhir pekan Seoul dan Incheon memerintahkan penutupan semua klub dan bar setelah ledakan kasus baru memicu kekhawatiran munculnya gelombang kedua.

Negara itu melaporkan 35 kasus baru pada hari Senin, sehingga totalnya menjadi 10.909 kasus. 

Walikota Seoul Park Won menyebut total 85 kasus sejauh ini telah dikaitkan dengan seorang pria berusia 29 tahun yang dites positif setelah menghabiskan waktu di lima klub dan bar di daerah Itaewon pada awal Mei.

Pemerintah kota mendesak semua orang yang mengunjungi distrik itu selama dua minggu ke belakangan untuk dites. Tetapi para pejabat kesehatan berjuang untuk melacak ribuan orang yang pergi ke klub dan bar di Itaewon.

Baca Juga: China bantah 24 tuduhan Amerika Serikat soal penyebaran virus corona

Kekhawatiran di China juga meningkat. Setelah otoritas setempat melaporkan infeksi corona baru di Wuhan yang merupakan kasus pertama dalam sebulan terakhir. 

China melaporkan 17 kasus Covid-19 pada 10 Mei, naik dari sehari sebelumnya dan menandai peningkatan harian tertinggi sejak 28 April. Meskipun jumlah kasus baru tetap lebih rendah dari periode puncak wabah pada bulan Februari, data ini menggarisbawahi risiko lanjutan yang ditimbulkan oleh Covid-19. 

Dengan pandemi telah menyebar secara global, Beijing terus mendesak kewaspadaan bahkan ketika mencoba untuk memulai kembali perekonomian.

Baca Juga: Kasus corona di Wuhan muncul lagi, pertama sejak awal bulan lalu

Ketidakpastian juga muncul di Jerman usai salah satu distrik terpaksa kembali meningkatkan pembatasan sosial karena munculkan kasus penularan di sebuah pabrik pengolahan daging.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×