Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis dan investor ternama, Robert Kiyosaki, kembali mengeluarkan peringatan serius, menekankan bahwa krisis ekonomi besar sedang berlangsung.
Dalam unggahan di platform X pada 1 November 2025, penulis buku Rich Dad Poor Dad menyebut bahwa “ribuan orang akan terdampak” dan mendesak investor untuk mencari perlindungan melalui aset keras (hard assets), termasuk perak, emas, Bitcoin (BTC), dan Ethereum (ETH).
“KERUNTUHAN BESAR SEDANG DIMULAI: Jutaan orang akan terdampak. Lindungi diri Anda. Investor perak, emas, Bitcoin, dan Ethereum akan melindungi Anda. Hati-hati,” tulis Kiyosaki.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Sebut Kripto Ini Punya Potensi Besar Seperti Bitcoin
Ancaman Pasar: Utang, Inflasi, dan “Everything Bubble”
Kiyosaki sebelumnya menegaskan bahwa saham, obligasi, dan properti berada dalam posisi rentan terhadap keruntuhan yang bisa melebihi krisis sebelumnya. Ia menunjuk beberapa faktor sebagai tanda guncangan finansial, antara lain:
-
Lonjakan utang nasional dan global
-
Inflasi yang terus meningkat
-
Hilangnya pekerjaan akibat kecerdasan buatan (AI)
-
Fenomena yang disebutnya “everything bubble”, yakni gelembung pada hampir semua kelas aset
Untuk menjaga kekayaan, Kiyosaki mendorong investor untuk menjauh dari tabungan konvensional dan mata uang fiat, yang ia sebut sebagai “uang palsu”, dan berfokus pada logam mulia serta aset kripto.
Strategi Investasi: Fokus pada Emas, Perak, dan Kripto
Selain memberikan peringatan, Kiyosaki juga menyampaikan prediksi bullish untuk beberapa aset:
-
Bitcoin: ia memperkirakan harga BTC dapat mencapai US$1 juta di masa depan
-
Perak: disebutnya sebagai “bargain terbesar” di antara aset safe-haven, dengan potensi nilai tiga kali lipat
-
Emas dan Bitcoin: diprediksi akan menjadi fokus utama arus modal saat krisis melanda
Baca Juga: Robert Kiyosaki Kembali Desak Investor untuk Beli Bitcoin: Jangan Terlambat!
Kontroversi dan Rekam Jejak Prediksi Kiyosaki
Peringatan Kiyosaki bukan tanpa kontroversi. Ia telah berulang kali memprediksi keruntuhan pasar pada 2011, 2016, 2020, dan awal 2023, namun prediksi tersebut tidak sepenuhnya terwujud.
Para analis menilai bahwa waktu dan tingkat keparahan prediksinya sering berlebihan atau tertunda. Kritikus juga menyoroti bahwa klaim “krisis segera terjadi” yang berulang kali dapat mengikis kredibilitasnya.
Meski demikian, pesan Kiyosaki tetap relevan dengan kekhawatiran pasar saat ini. Analis menyoroti valuasi aset yang tinggi, tantangan kebijakan bank sentral, dan utang korporasi yang meningkat sebagai tanda peringatan nyata terhadap potensi ketidakstabilan finansial.













