Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Penulis buku keuangan terlaris, Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) berisiko menghadapi "Depresi Besar" baru, yang diperkirakan akan lebih parah dibandingkan krisis ekonomi pada 1930-an.
Dalam unggahan di platform X pada 18 April 2025, Kiyosaki menyoroti sejumlah indikator ekonomi yang mengkhawatirkan.
Ia mencatat bahwa pada 2025, utang kartu kredit warga AS mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 1,21 triliun, utang nasional naik menjadi US$ 36,22 triliun, tingkat pengangguran meningkat hingga 4,2%, serta nilai tabungan pensiun 401(k) mengalami penurunan.
“AS mungkin akan mengalami DEPRESI YANG LEBIH BESAR,” tulisnya.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Resesi Tiba, Pasar Saham Ambruk! Pindahkan Investasimu pada Aset Ini
Ia memperingatkan bahwa jutaan orang berisiko jatuh miskin, namun bagi mereka yang mengambil tindakan tepat, peluang untuk memperoleh kekayaan besar tetap terbuka.
Kiyosaki merekomendasikan investasi dalam aset alternatif seperti Bitcoin, emas, dan perak.
Menurutnya, berinvestasi pada aset tersebut dapat melindungi kekayaan saat krisis ekonomi terjadi. Ia memperkirakan satu Bitcoin akan bernilai lebih dari US$ 1 juta pada 2035, sementara harga emas bisa mencapai US$ 30.000 per ons dan perak US$ 3.000 per koin.
Dukungan terhadap Logam Mulia
Kiyosaki telah lama mendukung investasi pada logam mulia. Pada Oktober 2023, ia memprediksi harga emas akan menembus US$ 2.100 dan terus melonjak. Hingga 2025, harga emas tercatat sekitar US$ 3.300 per ons.
Emas dipandang sebagai aset lindung nilai yang kuat karena tidak bergantung pada negara, mata uang, atau kebijakan ekonomi tertentu. Selain itu, selama periode ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, permintaan emas cenderung meningkat, sehingga mendorong kenaikan harganya.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan! Dunia Sedang Dihantam Resesi Besar
Pendapat Kiyosaki sejalan dengan pandangan Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, yang menilai bahwa emas merupakan diversifikasi portofolio yang efektif di masa sulit.
Saat ini, investor dapat berinvestasi dalam logam mulia melalui berbagai cara, termasuk membeli emas batangan, saham perusahaan pertambangan, ETF berbasis logam mulia, atau melalui IRA emas.