Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham global tengah mengalami tekanan besar dengan kekhawatiran akan resesi yang terus berlanjut.
Di tengah ketidakpastian ekonomi ini, Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal Rich Dad Poor Dad, kembali mengeluarkan peringatan keras mengenai kejatuhan pasar saham yang telah lama ia prediksi.
Prediksi Kiyosaki: Krisis yang Sudah Lama Dinantikan
Dalam sebuah unggahan di platform X pada 8 Maret, Kiyosaki menegaskan bahwa kejatuhan pasar saham yang ia prediksi lebih dari satu dekade lalu akhirnya terjadi. Menurutnya, dampak dari krisis ini berpotensi menghancurkan masa depan finansial jutaan orang, terutama generasi baby boomer yang sangat bergantung pada rencana pensiun modern seperti 401(k) dan IRA.
Prediksi ini sudah ia ungkapkan dalam bukunya Rich Dad’s Prophecy yang terbit pada tahun 2014. Dalam buku tersebut, ia memperingatkan tentang "kejatuhan pasar saham terbesar dalam sejarah" yang akan datang. Kini, Kiyosaki yakin bahwa bencana ekonomi yang ia ramalkan sedang berlangsung dan akan berdampak signifikan pada generasi pensiunan.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Inilah Alasan Mengapa Menabung Justru Membuat Anda Lebih Miskin
Perbedaan Antara Defined Benefit dan Defined Contribution
Salah satu poin utama dalam argumen Kiyosaki adalah perbedaan antara dua jenis rencana pensiun: Defined Benefit (DB) dan Defined Contribution (DC).
Menurutnya, baby boomer di Amerika Serikat adalah generasi pertama yang sangat bergantung pada rencana DC, seperti 401(k) dan IRA, berbeda dengan generasi sebelumnya yang menikmati manfaat dari DB.
"Sayangnya, krisis ini telah tiba… kemungkinan besar akan menghapus masa depan jutaan baby boomer di seluruh dunia," ujar Kiyosaki.
Sistem pensiun DC mengandalkan kontribusi individu dan bergantung pada kinerja pasar saham, sehingga lebih rentan terhadap gejolak ekonomi. Sebaliknya, sistem DB yang digunakan oleh generasi sebelumnya menawarkan jaminan pensiun tetap tanpa terpengaruh oleh volatilitas pasar.
Faktor Pemicu Kejatuhan Pasar Saham
Kiyosaki menyoroti beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap krisis ekonomi ini, termasuk:
-
Kurangnya Pendidikan Finansial – Sistem pendidikan saat ini tidak memberikan pemahaman yang cukup mengenai keuangan dan investasi, menyebabkan banyak orang membuat keputusan keuangan yang buruk.
-
Manipulasi Wall Street – Menurut Kiyosaki, Wall Street sengaja memanfaatkan investor yang tidak memiliki pengetahuan finansial memadai.
-
Kekuatan Politik dan Finansial yang Korup – Ia menuduh bahwa para pemimpin politik yang naif telah terpengaruh oleh "bankster" melalui sumbangan kampanye dalam jumlah besar untuk menyesatkan masyarakat.
"Masalahnya adalah sistem pendidikan kita yang tidak memiliki pendidikan finansial yang kredibel, Wall Street yang mengandalkan investor 'bodoh', dan publik yang cukup mudah tertipu untuk percaya bahwa pendidikan akademik mereka akan membuat mereka aman di dunia nyata," tambahnya.
Meski Kiyosaki telah lama bersikap pesimistis terhadap ekonomi, beberapa prediksi masa lalunya tidak terbukti, yang menyebabkan skeptisisme di kalangan kritikus.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Bitcoin Senjata Rahasia untuk Selamatkan Ekonomi AS!
Strategi Perlindungan Kekayaan di Tengah Krisis
Sebagai langkah perlindungan terhadap kejatuhan pasar, Kiyosaki merekomendasikan investasi dalam aset fisik, seperti:
-
Emas
-
Perak
-
Bitcoin (BTC)
Ia menekankan pentingnya memiliki aset-aset ini dalam bentuk fisik daripada mengandalkan perantara keuangan. Kiyosaki juga memperingatkan agar investor menghindari exchange-traded funds (ETF), yang ia anggap sebagai "uang para bankster" yang hanya memperpanjang dominasi sistem keuangan korup yang ia kritik selama ini.
Dalam berbagai pernyataannya, Kiyosaki tetap bullish terhadap Bitcoin dan memperkirakan nilainya bisa mencapai $500.000 di masa depan. "Bitcoin akan terus tumbuh, sementara para penjualnya hanyalah para 'pecundang'," ujarnya dengan optimisme.
Dengan Amerika Serikat yang semakin aktif dalam mengadopsi Bitcoin, termasuk mendirikan cadangan strategis aset kripto, Kiyosaki melihat mata uang digital ini sebagai solusi untuk keluar dari sistem keuangan konvensional yang ia anggap telah gagal.