kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.261   292,61   4,90%
  • KOMPAS100 893   49,51   5,87%
  • LQ45 707   37,44   5,59%
  • ISSI 193   7,46   4,02%
  • IDX30 373   19,88   5,63%
  • IDXHIDIV20 451   18,78   4,35%
  • IDX80 101   5,73   5,98%
  • IDXV30 106   4,96   4,89%
  • IDXQ30 123   5,36   4,56%

Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Pasar Saham, Apakah Resesi Besar Telah Dimulai?


Rabu, 12 Maret 2025 / 12:00 WIB
Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Pasar Saham, Apakah Resesi Besar Telah Dimulai?
ILUSTRASI. Pasar saham global tengah mengalami tekanan besar dengan kekhawatiran akan resesi yang terus berlanjut


Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham global tengah mengalami tekanan besar dengan kekhawatiran akan resesi yang terus berlanjut.

Di tengah ketidakpastian ekonomi ini, Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal Rich Dad Poor Dad, kembali mengeluarkan peringatan keras mengenai kejatuhan pasar saham yang telah lama ia prediksi.

Prediksi Kiyosaki: Krisis yang Sudah Lama Dinantikan

Dalam sebuah unggahan di platform X pada 8 Maret, Kiyosaki menegaskan bahwa kejatuhan pasar saham yang ia prediksi lebih dari satu dekade lalu akhirnya terjadi. Menurutnya, dampak dari krisis ini berpotensi menghancurkan masa depan finansial jutaan orang, terutama generasi baby boomer yang sangat bergantung pada rencana pensiun modern seperti 401(k) dan IRA.

Prediksi ini sudah ia ungkapkan dalam bukunya Rich Dad’s Prophecy yang terbit pada tahun 2014. Dalam buku tersebut, ia memperingatkan tentang "kejatuhan pasar saham terbesar dalam sejarah" yang akan datang. Kini, Kiyosaki yakin bahwa bencana ekonomi yang ia ramalkan sedang berlangsung dan akan berdampak signifikan pada generasi pensiunan.

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Inilah Alasan Mengapa Menabung Justru Membuat Anda Lebih Miskin

Perbedaan Antara Defined Benefit dan Defined Contribution

Salah satu poin utama dalam argumen Kiyosaki adalah perbedaan antara dua jenis rencana pensiun: Defined Benefit (DB) dan Defined Contribution (DC).

Menurutnya, baby boomer di Amerika Serikat adalah generasi pertama yang sangat bergantung pada rencana DC, seperti 401(k) dan IRA, berbeda dengan generasi sebelumnya yang menikmati manfaat dari DB.

"Sayangnya, krisis ini telah tiba… kemungkinan besar akan menghapus masa depan jutaan baby boomer di seluruh dunia," ujar Kiyosaki.

Sistem pensiun DC mengandalkan kontribusi individu dan bergantung pada kinerja pasar saham, sehingga lebih rentan terhadap gejolak ekonomi. Sebaliknya, sistem DB yang digunakan oleh generasi sebelumnya menawarkan jaminan pensiun tetap tanpa terpengaruh oleh volatilitas pasar.

Faktor Pemicu Kejatuhan Pasar Saham

Kiyosaki menyoroti beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap krisis ekonomi ini, termasuk:

  1. Kurangnya Pendidikan Finansial – Sistem pendidikan saat ini tidak memberikan pemahaman yang cukup mengenai keuangan dan investasi, menyebabkan banyak orang membuat keputusan keuangan yang buruk.

  2. Manipulasi Wall Street – Menurut Kiyosaki, Wall Street sengaja memanfaatkan investor yang tidak memiliki pengetahuan finansial memadai.

  3. Kekuatan Politik dan Finansial yang Korup – Ia menuduh bahwa para pemimpin politik yang naif telah terpengaruh oleh "bankster" melalui sumbangan kampanye dalam jumlah besar untuk menyesatkan masyarakat.

"Masalahnya adalah sistem pendidikan kita yang tidak memiliki pendidikan finansial yang kredibel, Wall Street yang mengandalkan investor 'bodoh', dan publik yang cukup mudah tertipu untuk percaya bahwa pendidikan akademik mereka akan membuat mereka aman di dunia nyata," tambahnya.

Meski Kiyosaki telah lama bersikap pesimistis terhadap ekonomi, beberapa prediksi masa lalunya tidak terbukti, yang menyebabkan skeptisisme di kalangan kritikus.

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Bitcoin Senjata Rahasia untuk Selamatkan Ekonomi AS!

Strategi Perlindungan Kekayaan di Tengah Krisis

Sebagai langkah perlindungan terhadap kejatuhan pasar, Kiyosaki merekomendasikan investasi dalam aset fisik, seperti:

  • Emas

  • Perak

  • Bitcoin (BTC)

Ia menekankan pentingnya memiliki aset-aset ini dalam bentuk fisik daripada mengandalkan perantara keuangan. Kiyosaki juga memperingatkan agar investor menghindari exchange-traded funds (ETF), yang ia anggap sebagai "uang para bankster" yang hanya memperpanjang dominasi sistem keuangan korup yang ia kritik selama ini.

Dalam berbagai pernyataannya, Kiyosaki tetap bullish terhadap Bitcoin dan memperkirakan nilainya bisa mencapai $500.000 di masa depan. "Bitcoin akan terus tumbuh, sementara para penjualnya hanyalah para 'pecundang'," ujarnya dengan optimisme.

Dengan Amerika Serikat yang semakin aktif dalam mengadopsi Bitcoin, termasuk mendirikan cadangan strategis aset kripto, Kiyosaki melihat mata uang digital ini sebagai solusi untuk keluar dari sistem keuangan konvensional yang ia anggap telah gagal.

Selanjutnya: Resmi! Pemerintah Terapkan WFA untuk ASN 24-27 Maret 2025

Menarik Dibaca: Resep Kulit Ayam Crispy Saus Mentega, Ini Rahasianya Biar Renyah Tahan Lama



TERBARU

[X]
×