Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Platform gim asal Amerika Serikat, Roblox menyatakan kesediaannya untuk mengubah pada sejumlah fitur layanannya di Rusia guna membatalkan pemblokiran yang diberlakukan pemerintah Rusia awal bulan ini.
Badan pengawas komunikasi Rusia, Roskomnadzor, mengumumkan pemblokiran Roblox pada 3 Desember dengan alasan perlindungan anak. Kebijakan tersebut memicu kekecewaan di kalangan pengguna Rusia dan bahkan memunculkan aksi protes langka pada akhir pekan lalu di kota Tomsk, Siberia.
Kantor berita Interfax pada Rabu mengutip pernyataan Roskomnadzor yang menyebutkan bahwa perusahaan asal AS tersebut telah menghubungi otoritas Rusia dan menyatakan kesiapannya untuk menyesuaikan layanan dengan hukum Rusia.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat Lebih dari 2% Setelah Trump Blokade Kapal Tanker Venezuel
“Jika ini bukan sekadar pernyataan, melainkan kesediaan nyata dari platform untuk mengubah pendekatannya dalam menjamin keselamatan anak-anak di dunia maya, maka Roskomnadzor akan berinteraksi dengan platform tersebut sebagaimana layanan lain yang mematuhi hukum Rusia,” demikian pernyataan badan pengawas tersebut.
Juru bicara Roblox mengonfirmasi kepada Reuters bahwa pihaknya telah melakukan kontak dengan Roskomnadzor. Ia menyatakan Roblox siap “membatasi sementara fitur komunikasi di Rusia serta merevisi proses moderasi konten guna memenuhi persyaratan hukum yang diperlukan untuk memulihkan akses komunitas kami ke platform.”
Roblox juga menegaskan akan melanjutkan dialog dengan Roskomnadzor setelah akses platform dipulihkan, termasuk pembahasan langkah-langkah kepatuhan tambahan di masa mendatang. Namun, perusahaan menolak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kapan pemblokiran tersebut akan dicabut.
Seorang pengguna di Moskow pada Rabu melaporkan bahwa saat mencoba mengakses Roblox, yang muncul hanya layar putih dengan pesan “memeriksa pembaruan”.
Roblox sebelumnya juga diblokir di sejumlah negara lain, termasuk Irak dan Turki, karena kekhawatiran platform tersebut dimanfaatkan oleh predator untuk melakukan pelecehan terhadap anak-anak. Roblox menyatakan menghormati hukum nasional di setiap negara dan berkomitmen kuat terhadap keselamatan pengguna.
Jika kesepakatan tercapai dan akses Roblox dipulihkan, hal itu akan menjadi salah satu contoh langka kompromi dalam perselisihan panjang Rusia dengan perusahaan teknologi asal AS.
Rusia selama masa perang telah memberlakukan sensor ketat dengan memblokir atau membatasi berbagai platform media sosial asing seperti Snapchat, Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, serta aplikasi panggilan video FaceTime milik Apple. Pemerintah Rusia beralasan langkah tersebut diperlukan untuk menghadapi “perang informasi” dari Barat dan pengaruh budaya Barat yang dinilai merusak nilai-nilai tradisional Rusia.
Meski demikian, banyak warga Rusia mengakali pemblokiran dengan menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN). Sebagian anak muda mempertanyakan efektivitas pembatasan tersebut, sementara yang lain menyoroti minimnya alternatif aplikasi buatan Rusia.
Baca Juga: Konflik Perbatasan, Kamboja Tuding Militer Thailand Menggunakan Gas Beracun
Sejumlah orang tua dan guru di Rusia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa Roblox memungkinkan anak-anak mengakses konten seksual dan berkomunikasi dengan orang dewasa. Roskomnadzor menyatakan Roblox telah berjanji mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghapus informasi berbahaya serta mencegah aktivitas kriminal dan komunikasi pengguna yang berisiko di platform tersebut.
Roblox menegaskan kembali komitmennya terhadap keselamatan pengguna dengan menerapkan berbagai langkah keamanan proaktif dan preventif untuk mendeteksi serta mencegah konten berbahaya di platformnya.













