Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perseteruan Rusia dengan Ukraina dalam perang memiliki dampak domino, utamanya terhadap kinerja perusahaan minyak dan gas milik Rusia dan kerjasamanya di berbagai negara.
Yang terbaru, perusahaan migas Rusia, Rosneft mendapatkan sanksi Uni Eropa (UE) akibat negaranya berseteru dengan Ukraina. Minyak Rosneft yang dihasilkan melalui kerjasama dengan Nayara Energy, pada kilang mereka di India, mengalami embargo penjualan atau larangan penjualan ke pasar Eropa.
Melansir Times of India, Jumat (25/07) kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas, dalam unggahannya di X, pihaknya telah menetapkan registri kapal kilang Rosneft sebagai target.
"Untuk pertama kalinya, kami menetapkan registri kapal dan kilang Rosneft terbesar di India sebagai target," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas, dalam unggahannya di X.
Baca Juga: Bahlil Naikkan Jatah Bagi Hasil PHR di Blok Rokan Menjadi 84%
Menurut Kallas, aksi ini akan memangkas anggaran perang Kremlin atau perang Moskow, yang sumber pendanaannya terbesar berasal dari hasil jual beli minyak ini.
“Kami semakin memangkas anggaran perang Kremlin, menargetkan 105 kapal shadow fleet lainnya, para pendukungnya, dan membatasi akses pendanaan bank-bank Rusia," tambahnya.
Disisi lain, melansir Bloomberg, pihak Rosneft mengatakan sanksi yang diberikan atas kilang mereka di India adalah langkah ilegal yang tidak bisa dibenarkan.
Nayara Energy, dikenakan pajak sepenuhnya di India, kata Rosneft dalam sebuah pernyataan di situs webnya pada hari Minggu, 20 Juli lalu.
"Para pemegang saham Nayara Energy tidak pernah menerima pembayaran dividen dan akumulasi keuntungan telah digunakan secara eksklusif untuk pengembangan kilang dan petrokimia serta jaringan ritel perusahaan di India," kata manajemen Rosneft.
Sebagai informasi, Nayara mengoperasikan kilang berkapasitas 400.000 barel per hari dan memiliki hampir 7.000 gerai bahan bakar di seluruh India. Perusahaan ini juga sedang mengembangkan pabrik petrokimia terintegrasi di sebelah kilangnya.
Kepemilikan Nayara saat ini dibagi antara Rosneft sebagai pemegang mayoritas mencapai 49,13% dan konsorsium investasi SPV Kesani Enterprises Co., sementara sisa saham dipegang oleh investor ritel.
Meski Nayara Energy, operator kilang tersebut merupakan perusahaan India, keterlibatan Rosneft raksasa energi milik negara Rusia, membuatnya menjadi perhatian serius di mata Barat.
Baca Juga: Indonesia Tegas Tolak Desakan AS! Ekspor Mineral Mentah Tetap Dilarang