Sumber: Al Jazeera | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah serangan roket menghantam pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa langsung akibat serangan tersebut namun serangan ini berpotensi memicu ketegangan baru di wilayah Irak.
Mengutip Aljazeera, Jumat (14/2), tiga sumber keamanan Irak secara terpisah mengatakan kepada AFP bahwa roket Katyusha menghantam pangkalan K1 sekitar pukul 08.45 malam waktu setempat dan pesawat militer AS mulai terbang rendah di daerah tersebut.
Baca Juga: Senat AS membatasi kemampuan Trump untuk berperang
Serangan ini merupakan yang pertama terhadap pangkalan K1 sejak 27 Desember 2019 lalu, ketika serangan 30 roket menewaskan seorang kontraktor AS di daerah tersebut. Washington menuduh Kataib Hezbollah, sebuah faksi militer Irak yang dekat dengan Iran sebagai dalangnya.
AS kemudian melakukan serangan balasan dan menewaskan 25 pejuang Kataib Hezbollah.
Beberapa hari kemudian, serangan lain menewaskan Kepala Pasukan Quds (IRGC) Pasukan elit Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani dan salah seorang pendiri Kataib Hezbollah, Abu Mahdi al-Muhandis.
Baca Juga: Waduh, lebih dari 100 tentara AS didiagnosis cedera otak akibat serangan Iran
Al Jazeera melaporkan bahwa serangan roket tersebut terjadi tepat 40 hari setelah kematian Soleimani.
"Ada kemungkinan bahwa serangan ini ada hubungannya dengan berakhirnya masa berkabung 40 hari untuk Qassem Soleimani hari ini," katanya.
Serangan ini dikhawatirkan dapat menyalahkan kembali ketegangan di wilayah tersebut.
Serangan ini memicu kemarahan para legislator Syiah di Irak yang menuntut mengusir 5.000 tentara AS di negara sebut pada 3 Januari 2020 lalu.
Baca Juga: Amerika Serikat sebut proyek satelit Iran bisa dipakai untuk proyek rudal nuklir