kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waduh, lebih dari 100 tentara AS didiagnosis cedera otak akibat serangan Iran


Selasa, 11 Februari 2020 / 06:20 WIB
Waduh, lebih dari 100 tentara AS didiagnosis cedera otak akibat serangan Iran


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pejabat militer Amerika Serikat (AS) menyatakan, militer AS tengah bersiap melaporkan kasus cedera otak traumatis yang berasal dari serangan rudal Iran di pangkalan Irak bulan lalu yang melonjak lebih dari 50%.

Mengutip Reuters, Selasa (11/2), pejabat yang enggan disebut namanya itu mengatakan, ada lebih dari 100 kasus TBI, naik dari 64 kasus yang dilaporkan bulan lalu.

Pentagon menolak berkomentar, tetapi sebelumnya Pentagon mengatakan peningkatan jumlah pada pekan-pekan serangan itu karena gejalanya butuh waktu untuk terwujud dan butuh waktu lebih lama bagi para pasukan untuk melaporkannya.

Baca Juga: Permusuhan antara Trump dan Jeff Bezos semakin tajam

Tidak ada pasukan AS yang terbunuh atau mengalami cedera tubuh ketika Iran menembakkan rudal ke pangkalan Ain al-Asad di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan drone di bandara Baghdad pada 3 Januari lalu.

Serangan rudal itu mengakhiri spiral kekerasan yang telah dimulai sejak akhir Desember. Kedua belah pihak menahan diri dari eskalasi militer lebih lanjut, tetapi meningkatnya jumlah korban di AS dapat meningkatkan tekanan pada pemerintahan Trump untuk menanggapi, mungkin secara non militer.

Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, pemimpin kepala staf gabungan mengatakan bulan lalu bahwa anggota tentara yang menderita cedera otak traumatis didiagnosa dengan kasus-kasus ringan. Dia menambahkan, diagnosis dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Gejala cedera concussive termasuk sakit kepala, pusing, sensitivitas terhadap cahaya dan mual.

Pejabat Pentagon telah berulang kali mengatakan tidak ada upaya untuk meminimalkan atau menunda informasi tentang cedera concussive

Presiden AS Donald Trump bulan lalu tampaknya meremehkan cedera otak. Ia mengatakan, ia mendengar bahwa para tentara mengalami sakit kepala dan beberapa hal lain setelah serangan itu. Hal ini memicu kritik dari anggota parlemen dan kelompok veteran AS.

Baca Juga: Amerika Serikat sebut proyek satelit Iran bisa dipakai untuk proyek rudal nuklir

Berbagai kelompok kesehatan dan medis selama bertahun-tahun telah berusaha meningkatkan kesadaran tentang keseriusan cedera otak, termasuk gegar otak.

Menurut data Pentagon, sejak tahun 2000, sekitar 408.000 anggota tentara telah didiagnosis cedera otak traumatis.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×