Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali mengguncang pasar global, kali ini dengan menargetkan emas Swiss, yang dikenal sebagai salah satu komoditas paling bernilai dan stabil.
Amerika Serikat telah memberlakukan tarif impor terhadap emas batangan seberat satu kilogram, kebijakan yang dapat mengganggu aliran perdagangan emas dunia dan memberikan pukulan serius bagi Swiss, negara pengolah emas terbesar di dunia.
Tarif Baru Ancam Perdagangan Emas Bernilai Miliaran Dolar
Menurut Financial Express mengutip laporan Financial Times, dalam periode satu tahun hingga Juni, Swiss mengekspor emas senilai US$61,5 miliar ke Amerika Serikat. Dengan diberlakukannya tarif baru sebesar 39%, ekspor dalam jumlah yang sama kini akan dikenakan beban tambahan sebesar US$24 miliar.
Baca Juga: Tarif Trump Bikin Panas! India Hentikan Sementara Pembelian Senjata AS
Tarif tersebut mulai berlaku pada Kamis (7 Agustus 2025), menyusul surat keputusan (ruling letter) yang dikeluarkan otoritas bea cukai AS pada 31 Juli. Dalam surat tersebut, emas batangan satu kilogram dan 100 ons diklasifikasikan di bawah kode tarif yang tidak dikecualikan dari bea masuk, menjadikannya subjek dari kebijakan tarif baru.
Emas Batangan Satu Kilogram Jadi Sasaran Utama
Kebijakan tarif ini hanya berlaku untuk emas impor dari Swiss, khususnya untuk emas batangan berukuran satu kilogram dan 100 ons.
Format satu kilogram merupakan bentuk paling umum yang diperdagangkan di Comex, bursa berjangka emas terbesar di dunia. Emas jenis ini juga mendominasi ekspor bullion Swiss ke AS, sehingga tarif baru secara langsung memukul jantung perdagangan emas global.
Merespons kebijakan ini, harga emas berjangka Comex untuk pengiriman Desember melonjak ke rekor intraday US$3.534 per troy ounce pada Jumat, setelah laporan Financial Times beredar.
Swiss dan Perdagangan Emas Global
Menurut data bea cukai, emas merupakan salah satu ekspor terbesar Swiss ke Amerika Serikat. Aliran perdagangan emas secara global biasanya mengikuti pola segitiga: emas batangan besar berpindah antara London dan New York melalui Swiss sebagai pusat pemurnian dan logistik.
Menjelang diberlakukannya tarif yang dijuluki sebagai kebijakan "hari pembebasan" Trump, para pedagang bergegas mengimpor emas ke AS, menciptakan kelangkaan emas sementara di London. Sebelumnya, tarif Trump terhadap komoditas lain masih menyisakan pengecualian untuk jenis emas tertentu, khususnya yang diklasifikasikan dalam kode 7108.12.10.
Namun, klasifikasi baru yang ditetapkan otoritas AS — kode 7108.13.5500 — mencakup emas batangan satu kilogram dan 100 ons, menjadikannya tidak termasuk dalam pengecualian tarif. Hal ini dikonfirmasi setelah sebuah refinery Swiss meminta klarifikasi resmi, yang berujung pada keputusan bea cukai tersebut.
Baca Juga: Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Wilayah Strategis, Ada Apa?
Kenaikan Harga Emas dan Implikasi Global
Harga emas telah mengalami kenaikan signifikan sebesar 42% sejak Agustus 2024, didorong oleh:
-
Kekhawatiran inflasi global
-
Peningkatan utang pemerintah AS
-
Melemahnya peran dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia
Tarif terhadap emas Swiss ini dinilai dapat mengubah peta distribusi bullion global, sekaligus memberikan tekanan tambahan terhadap pelaku industri logam mulia dan investor institusional di AS.