kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi US$ 164 miliar di kuartal I 2020, Dana Pensiun Jepang atur ulang investasi


Sabtu, 04 Juli 2020 / 07:00 WIB
Rugi US$ 164 miliar di kuartal I 2020, Dana Pensiun Jepang atur ulang investasi


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dana pensiun Pemerintah Jepang (GPIF) membukukan rekor kerugian investasi dalam tiga bulan pertama di tahun 2020. Ini dipicu efek pandemi virus corona yang membuat pasar global runtuh.

Dana pensiun terbesar di dunia ini kehilangan 11% atau ¥ 17,7 triliun (US$ 164,7 miliar pada kuartal I 2020. Penurunan nilai ini yang tertajam berdasarkan data sejak April 2008 silam. Ini mengurangi total aset dana pensiun itu menjadi ¥ 150,63 triliun. 

Baca Juga: Nikel jadi komoditas logam industri yang paling terpukul akibat virus corona

Saham-saham asing mencatatkan kinerja terburuk, diikuti oleh kinerja ekuitas di dalam negeri. Padahal dana pensiun Pemerintah Jepang ini baru saja mengubah manajemen puncak dan merevisi alokasi asetnya untuk lebih fokus pada utang luar negeri. 

Kerugian yang jumbo itu menghapus seluruh keuntungan untuk tahun fiskal 2019/2020. Ini dikhawatirkan dapat menarik perhatian politik karena ini mempengaruhi jaminan sosial bagi puluhan juta pensiunan Jepang.

Baca Juga: Corona di Jepang: Kembali catat rekor kasus, Tokyo ogah berlakukan keadaan darurat

"Penurunan saham domestik dan asing menyebabkan kerugian investasi untuk tahun fiskal ini," kata Masataka Miyazono, presiden Dana Pensiun Pemerintah Jepang (GPIF) seperti dikutip Bloomberg, Jumat (3/7/2020). 

Menutur Miyazono, pasar saham domestik dan asing sejatinya berkinerja kuat selama 2019 bahkan ketika berada di bawah tekanan perang dagang AS-China. Tapi pandemi global virus corona menyebabkan para investor mengambil sikap menjauhi risiko. 

Baca Juga: Corona di Jepang: Pemerintah Tokyo siapkan panduan pemantauan COVID-19 terbaru

Obligasi luar negeri adalah satu-satunya aset utama yang menghasilkan pengembalian triwulanan yang positif. Obligasi asing naik 0,5%, dibandingkan dengan kerugian 0,5% untuk obligasi domestik. Sementara saham lokal minus 18% dan minus 22% untuk saham asing. 

Pada bulan April, GPIF meningkatkan alokasi asetnya ke obligasi asing sebesar 10 poin persentase menjadi 25%, sambil menjaga target untuk saham asing dan domestik dengan alokasi sebesar 25%.

Naoki Fujiwara, kepala fund manager di Shinkin Asset Management Co., mengatakan, kerugian telah diperkirakan akan terjadi. Portofolio saat ini terkena volatilitas saham. 

"Kondisi saat ini menciptakan hasil investasi yang rendah. Kemungkinan ini akan terus terjadi untuk dua tahun ke depan. Dan dana pensiun harus memperbaiki alokasi ekuitasnya," kata Fujiwara. 

"Tapi bursa saham telah pulih sejak Maret, sehingga dana pensiun harus menutup kerugian untuk periode April-Juni, ujar Fujiwara lagi.

Baca Juga: Mitsui Jepang hengkang dari Paiton, begini tanggapan Toba Bara (TOBA)

Presiden baru GPIF Miyazono dan Kepala Investasi Eiji Ueda harus bisa menavigasi pasar yang bergejolak dan janji-janji langkah-langkah stimulus ekonomi dari Pemerintah Jepang. Namun, kekhawatiran gelombang kedua wabah sudah menghambat pemulihan pasar ekuitas global.

Untuk itu GPIF tidak terburu-buru untuk membeli obligasi asing. Saat ini alokasi di obligasi asing masih 3% di bawah target alokasi. Semenjak bulan April, GPIF telah menyesuaikan portofolionya. GPIF menetapkan target umum untuk menjaga 25% masing-masing dalam empat kelas aset seperti saham domestik, saham asing, obligasi domestik dan obligasi asing.

Miyazono mengatakan, GPIF memiliki jangka waktu investasi jangka panjang lebih lama dari 10 tahun-20 tahun. Sehingga tidak akan ada dampak pada pembayaran pensiun dari hasil investasi jangka pendek yang loyo seperti saat ini.

Selama kuartal I periode Januari-Maret, saham global di indeks MSCI All-Country World merosot 22%. Ini menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan global. Imbal hasil pada obligasi 10 tahun AS merosot 125 basis poin mendekati rekor terendah selama periode yang sama. Ini didorong oleh langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari bank sentral AS dan permintaan yang kuat untuk aset-aset save haven.




TERBARU

[X]
×