Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil langkah mundur soal ancaman penutupan perbatasan selatan negaranya dengan Meksiko guna memerangi imigran gelap. Hal ini karena besarnya tekanan dari kalangan perusahaan yang khawatir penutupan perbatasan hanya akan menyebabkan kekacauan pada rantai pasokan industri.
Sebelumnya pada hari Jumat pekan lalu Trump mengancam untuk menutup perbatasan pada minggu ini bila Meksiko tak menunjukkan tindakan nyata untuk memerangi imigran gelap.
Namun dilansir dari Reuters, langkah menutup perbatasan justru menyebabkan ekonomi Amerika Serikat terganggu. Keputusan tersebut dapat mengganggu jutaan penyeberangan dari produk legal senilai miliaran dolar.
Pelaku industri otomotif telah memperingatkan Gedung Putih bahwa kebijakan tersebut akan menyebabkan tersendatnya produksi karena mereka sangat bergantung pada pengiriman cepat komponen yang dibuat di Meksiko.
Perwakilan Kamar Dagang AS Neil Bradley juga menyebut pihaknya telah melakukan kontak dengan Gedung Putih untuk membahas konsekuensi ekonomi yang sangat merugikan yang akan dirasakan di seluruh negeri.
Setelah banyaknya tekanan, pada Selasa waktu setempat sikap Trump berbalik. Ia justru memuji upaya Meksiko untuk menghalangi imigrasi ilegal dari Amerika Tengah di perbatasan selatan AS.
Seperti diketahui, Trump telah menjadikan perang terhadap imigrasi ilegal dari Meksiko dan Amerika Tengah merupakan bagian penting dari agenda pemerintahannya. Tetapi menutup salah satu perbatasan yang paling banyak digunakan di dunia mungkin merupakan langkah terlalu berlebihan.
Bahkan, langkahnya tersebut juga tak populer di mata rekan-rekan politiknya di Partai republik. Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell bergabung dengan Demokrat untuk memperingatkan Trump soal bahaya dari langkah semacam itu.
"Menutup perbatasan akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar bagi negara kita dan saya berharap kita tidak akan melakukan hal semacam itu," kata McConnell kepada wartawan, Selasa.
Sebuah kelompok yang mewakili sejumlah produsen mobil macam General Motors Co, Ford Motor Co dan Fiat Chrysler Automobiles NV mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setiap tindakan yang menghentikan perdagangan di perbatasan akan merusak ekonomi AS, dan khususnya, industri otomotif.
Lusinan kendaraan, mesin, transmisi, dan pabrik onderdil A.S bisa ditutup karena kurangnya komponen setelah penutupan perbatasan. Kondisi ini juga akan mencegah ribuan kendaraan yang dirakit di Meksiko untuk bisa hadir di dealer-dealer yang ada di AS.
Produsen mobil sendiri mengekspor hampir 2,6 juta kendaraan buatan Meksiko ke Amerika Serikat pada tahun 2018 yang setara dengan 15% dari semua kendaraan yang dijual di negara tersebut. Bahkan beberapa model macam Chevrolet Blazer hanya dibuat di Meksiko.
Tak cuma sektor otomotif, industri ritel juga menyuarakan penolakan terhadap rencana tersebut. "Hal ini akan menjadi kerugian yang disebabkan oleh diri sendiri yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata David French, wakil presiden senior hubungan pemerintah di National Retail Federation.