kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Rumor Hangat: Uji Coba Nuklir Ketujuh Korut Diisukan Terjadi saat Pemilu AS


Rabu, 31 Juli 2024 / 08:56 WIB
Rumor Hangat: Uji Coba Nuklir Ketujuh Korut Diisukan Terjadi saat Pemilu AS
ILUSTRASI. Korea Selatan memperingatkan, uji coba nuklir ketujuh Korea Utara yang banyak dispekulasikan dapat terjadi sekitar pemilihan presiden AS pada bulan November. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Wonsik telah memperingatkan, uji coba nuklir ketujuh Korea Utara yang banyak dispekulasikan dapat terjadi sekitar pemilihan presiden AS pada bulan November.

Melansir The Independent, Wonsik tiba di Tokyo pada hari Minggu untuk mengunci kesepakatan dengan Jepang dan AS terkait pelacakan rudal Korea Utara dan berbagi data real-time di antara ketiga negara.

Kekhawatiran tentang program nuklir Pyongyang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, Korea Utara melakukan serangkaian uji coba rudal yang provokatif dan secara terbuka mengancam akan menggunakan senjata nuklir sebagai tindakan pencegahan dalam potensi konflik dengan musuh-musuhnya.

Badan intelijen Korea Selatan telah mengklaim bahwa Korea Utara telah menyelesaikan semua persiapan untuk melakukan uji coba rudal nuklir yang akan menjadi yang ketujuh sejak uji coba terakhirnya pada bulan September 2017.

Tetapi Wonsik mengatakan rezim Kim Jong-un dapat menarik pelatuknya sekitar pemilihan presiden AS pada bulan November untuk meningkatkan profil negaranya.

"Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk melakukan uji coba nuklir ketika keputusan telah dibuat," kata Wonsik. 

Dia menambahkan, “Kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan momen yang menentukan itu terjadi tepat sebelum atau setelah pemilihan presiden AS untuk meningkatkan pengaruhnya terhadap AS.”

Baca Juga: Korea Utara Dilanda Banjir Besar, Lebih dari 4.000 Rumah Terendam

Time.com melaporkan, kunjungan Wonsik ke Jepang merupakan kunjungan pertama menteri pertahanan Korea Selatan dalam 15 tahun terakhir. 

Kerja sama antara Tokyo dan Seoul tumbuh setelah Presiden Korea Selatan yang konservatif Yoon Suk Yeol menjabat sekitar dua tahun lalu dan berupaya memperbaiki hubungan yang renggang akibat masalah sejarah.

Hal itu menyebabkan pemerintahan Biden meningkatkan kerja sama trilateral, yang telah mendekatkan negara-negara Asia dalam masalah keamanan. AS telah menempatkan puluhan ribu personel militernya di kedua negara.

Wonsik memuji hubungan yang membaik dan mengatakan hal itu demi kepentingan kedua negara.

“Jepang lebih aman ketika Korea Selatan menyediakan perisai di garis depan,” katanya, mengacu pada ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara. 

Dia menambahkan, “Demi keselamatan Korea Selatan juga, kami lebih kuat ketika kami memiliki dukungan yang meyakinkan di belakang, dari Jepang.”

Baca Juga: Korea Utara Bersumpah Bakal Hancurkan Total Musuhnya, Menanti Titah Kim Jong Un

Mengutip The Independent, Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir di lokasi utama Punggye-ri sejauh ini, pada Oktober 2006, Mei 2009, Februari 2013, Januari 2016, September 2016, dan September 2017.

Menurut para ahli, uji coba terakhir di lokasi tersebut melibatkan bom atom yang kuat dengan hasil yang diperkirakan antara 120-250 kiloton.

Lokasi tersebut telah ditutup sejak Korea Utara memberlakukan moratorium sendiri terhadap uji coba senjata nuklir pada tahun 2018. 

Namun, citra satelit dan intelijen yang dikumpulkan oleh Korea Selatan menunjukkan adanya pembangunan di area tersebut.

Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Korea Utara mengancam akan meningkatkan kemampuan tempur nuklirnya dan memperingatkan bahwa AS dan Korea Selatan akan membayar “harga yang sangat mahal” setelah Seoul dan Washington mengesahkan penandatanganan pedoman pencegahan nuklir bersama yang baru.

Baca Juga: Ekonomi Korea Utara Melonjak Pesat di 2023, Ini Penyebab Utamanya

Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadopsi pedoman tersebut sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi persenjataan nuklir Korea Utara yang terus bertambah.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×