Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia menegaskan perlunya mempersiapkan diri untuk konfrontasi jangka panjang dengan Amerika Serikat.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, pada Selasa (1 Oktober), menyampaikan bahwa Rusia telah berulang kali memberikan peringatan kepada Washington terkait memburuknya hubungan antara kedua negara. Pernyataan ini muncul di tengah krisis yang dipicu oleh perang yang telah berlangsung selama dua setengah tahun di Ukraina.
Perang tersebut telah memicu konfrontasi paling serius antara Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962, yang dianggap sebagai momen terdekat dua kekuatan besar Perang Dingin dalam mencapai perang nuklir yang disengaja. Kini, konflik ini memasuki fase yang dianggap oleh pejabat Rusia sebagai fase paling berbahaya hingga saat ini.
Baca Juga: Joe Biden Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah, Ada Misi Apa?
Permintaan Ukraina dan Bahaya Eskalasi
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, selama beberapa bulan terakhir terus mendesak sekutu-sekutu Kyiv untuk memberikan izin kepada Ukraina guna menembakkan rudal jarak jauh dari Barat ke dalam wilayah Rusia. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membatasi kemampuan Moskow dalam melancarkan serangan lebih lanjut ke Ukraina.
Namun, permintaan ini semakin meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat, terutama dengan Amerika Serikat sebagai sekutu utama Ukraina.
Dalam konteks ini, Ryabkov, yang bertanggung jawab atas pengendalian senjata dan hubungan dengan Washington, menyatakan bahwa Rusia tidak memiliki ilusi tentang hubungan dengan Amerika Serikat, terutama karena adanya konsensus anti-Rusia yang meluas di kalangan politik Amerika.
Peringatan Ryabkov: Kesiapan Rusia untuk Konfrontasi
Ryabkov menekankan bahwa Rusia siap menghadapi konfrontasi jangka panjang dengan Amerika Serikat, baik secara politik, ekonomi, maupun militer. "Kami harus mempersiapkan diri untuk konfrontasi jangka panjang dengan negara ini. Kami siap untuk ini dalam segala aspek," kata Ryabkov sebagaimana dikutip oleh RIA, kantor berita negara Rusia.
Baca Juga: Perdana Menteri Baru Jepang Wacanakan Tarif Pajak Perusahaan yang Lebih Tinggi
Lebih lanjut, Ryabkov menegaskan bahwa Rusia telah mengirimkan semua sinyal peringatan kepada Amerika Serikat agar negara tersebut tidak meremehkan tekad Rusia dalam mempertahankan kepentingannya.
Peringatan ini mencerminkan pandangan bahwa Rusia semakin memandang krisis ini sebagai pertarungan jangka panjang dengan kekuatan-kekuatan Barat yang mendukung Ukraina.
Ancaman Nuklir Rusia
Pernyataan ini mengikuti peringatan Presiden Vladimir Putin yang disampaikan pekan lalu kepada Barat. Putin memperingatkan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika diserang dengan rudal konvensional, dan menegaskan bahwa Moskow akan menganggap serangan apapun terhadapnya yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan gabungan.
Pernyataan ini menambah ketegangan dalam krisis global yang semakin meningkat, terutama di tengah seruan dari beberapa pihak untuk mengurangi eskalasi.
Namun, dengan pernyataan terbaru dari Ryabkov, jelas bahwa Rusia tidak berencana untuk mundur dari posisinya dan siap untuk menghadapi Amerika Serikat serta sekutu-sekutunya dalam konflik yang mungkin berlarut-larut.