Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada hari Rabu bahwa Moskow telah mendesak negara-negara Teluk untuk mempertimbangkan mekanisme keamanan bersama untuk wilayah tersebut.
"Kami telah menyarankan kepada negara-negara Teluk untuk memikirkan mekanisme keamanan kolektif ... mulai dengan langkah-langkah membangun kepercayaan diri dan mengundang satu sama lain untuk latihan militer," kata Lavrov pada konferensi keamanan di Delhi seperti dilansir Reuters, Rabu (15/1).
Baca Juga: Kapal perang Rusia secara agresif mendekati kapal Perusak AS di Laut Arab
Ketegangan di Teluk meningkat setelah pembunuhan terhadap komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani oleh militer AS dan serangan rudal pembalasan Iran terhadap pasukan AS di Irak.
"Karena saya menyebutkan tentang Teluk Persia, kami sangat khawatir tentang apa yang terjadi di sana," kata Lavrov.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga menghadiri konferensi di Delhi yang datang hanya sehari setelah Inggris, Prancis dan Jerman secara resmi menuduh Iran melanggar ketentuan perjanjian tahun 2015 untuk mengekang program nuklirnya, yang akhirnya dapat mengarah pada penerapan kembali sanksi PBB.
Baca Juga: Ini lima poin pidato Trump soal rudal Iran: Salahkan Obama hingga kritik NATO
Kantor berita Iran Fars mengutip Zarif mengatakan bahwa penggunaan mekanisme sengketa itu tidak berdasar secara hukum dan merupakan kesalahan strategis.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Selasa meminta Presiden AS Donald Trump untuk mengganti perjanjian nuklir Iran dengan pakta barunya sendiri untuk memastikan Republik Islam tidak mendapatkan senjata atom.
Baca Juga: Iran akan umumkan penyebab jatuhnya pesawat Ukraina Sabtu ini
Trump mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dia setuju dengan Johnson untuk "kesepakatan Trump" alih-alih pakta saat ini.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional A. Matthew Pottinger juga akan membahas pertemuan Delhi pada hari Kamis.