Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Militer Soviet kemudian tidak mau kalah dengan menciptakan Tsar Bomba, yang ketika dites menjadi ledakan nuklir terbesar di dunia. Dimasukkan ke kotak khusus untuk mencegah guncangan, bom itu dibawa menuju Pangkalan Olenyi, yang segera dimasukkan ke pesawat pengebom jarak jauh, Tupolev Tu-95.
Pesawat tersebut kemudian menempuh perjalanan hampir sejauh 1.000 km ke Pulau Severny, terletak jauh di dalam Lingkaran Arktik pada 30 Oktober 1961. Bom tersebut kemudian dijatuhkan setelah terlebih dahulu dipasangi parasut, supaya pesawat Tu-95 punya cukup waktu untuk menjauh.
Baca juga: Bukan kantor & sekolah, inilah zona penularan COvid-19 tertinggi hasil studi Jerman
Ketika bom sudah mencapai ketinggian 13.000 kaki di atas tanah, bom itu diledakkan dan menghasilkan ledakan nuklir terbesar dalam sejarah umat manusia. Ledakan tersebut dilaporkan menghasilkan kekuatan setara gempa bumi 5,0 skala Richter, dan dicatat pusat seismologi di seluruh dunia.
Sinar dari uji coba Bom Tsar bisa dilihat dari Norwegia, dengan debu radioaktifnya menyebar ke seluruh Skandinavia, menyebabkan kecaman dari seluruh Bumi. Sebagai hasil dari uji coba tersebut, pada 1963 Uni Soviet dan AS sepakat menekan perjanjian untuk tak menggelar uji coba nuklir di atmosfer.
Kemudian bagi Washington, daripada menciptakan bom yang lebih besar, mereka memilih menerapkannya dalam konflik sehingga mengembangkan hulu ledak yang bisa masuk ke rudal. Akhirnya pada 2017, 84 negara menandatangani Perjanjian Larangan Senjata Nuklir PBB. Tetapi, banyak negara pemilik bom nuklir yang enggan menekennya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Rilis Uji Coba Bom Tsar, Hasilkan Ledakan Nuklir Terbesar Dunia",
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo