Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pejabat Senior militer Amerika Seriat (AS) mengatakan Rusia tengah menggunakan amunisi tua berusia puluhan tahun dengan tingkat kegagalan tinggi dalam perangnya di Ukraina.
“Mereka telah mengambil dari persediaan amunisi (Rusia) yang sudah tua, yang menunjukkan bahwa mereka bersedia menggunakan amunisi yang lebih tua, beberapa di antaranya awalnya diproduksi lebih dari 40 tahun yang lalu,” kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Amerika Serikat menuduh Rusia beralih ke Iran dan Korea Utara untuk mendapatkan lebih banyak senjata karena telah menghabiskan pasokan amunisi regulernya.
Baca Juga: Daftar 10 Negara dengan Biaya Hidup Paling Murah, Indonesia di Posisi Pertama
Pejabat senior militer AS menilai bahwa Rusia akan menghabiskan stok amunisinya yang dapat digunakan sepenuhnya pada awal 2023 jika tidak menggunakan pemasok asing dan stok yang lebih tua.
“Kami menilai bahwa pada tingkat tembakan yang digunakan Rusia adalah artileri dan amunisi roketnya dalam hal yang kami sebut artileri dan amunisi roket yang dapat digunakan sepenuhnya. Mereka mungkin dapat melakukannya hingga awal 2023,” kata pejabat itu.
Menggunakan amnunisi yang lebih tua membawa risiko, kata pejabat itu.
"Dengan kata lain, Anda memuat amunisi dan menyilangkan jari dan berharap itu akan menembak atau ketika mendarat itu akan meledak," kata pejabat itu.
Iran telah mentransfer drone ke Rusia untuk digunakan di Ukraina, kata pejabat AS dan Ukraina.
Baca Juga: AS Tuding Iran Jadi Pendukung Utama Militer Rusia dalam Perang Ukraina
Moskow juga berusaha untuk mendapatkan ratusan rudal balistik dari Iran dan menawarkan kepada Teheran tingkat dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai imbalan, kata utusan Inggris untuk PBB pada hari Jumat.
Barbara Woodward juga mengatakan Inggris "hampir yakin bahwa Rusia sedang mencari sumber persenjataan dari Korea Utara (dan) negara-negara lain yang terkena sanksi berat, karena persediaan mereka sendiri semakin berkurang."
Iran bulan lalu mengakui telah memasok Moskow dengan drone, tetapi mengatakan mereka dikirim sebelum perang di Ukraina. Rusia membantah pasukannya menggunakan pesawat tak berawak Iran untuk menyerang Ukraina dan membantah Korea Utara memasok senjata.