Sumber: The Guardian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Rusia mengatakan pihaknya mengendalikan wilayah Luhansk timur Ukraina setelah mengambil alih Lysychansk, kota terakhir yang dikuasai Ukraina di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan kepada Vladimir Putin pada hari Minggu bahwa pasukan mereka telah membentuk "kontrol penuh" atas Lysychansk dan beberapa pemukiman di dekatnya, kantor berita negara Rusia RIA Novosti melaporkan.
Komando militer Ukraina mengkonfirmasi pada Minggu malam bahwa pasukannya telah dipaksa mundur dari kota, dengan mengatakan hal itu akan mengakibatkan konsekuensi fatal.
"Untuk menyelamatkan nyawa para pembela Ukraina, keputusan telah dibuat untuk mundur," katanya dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Baca Juga: Tarik Pasukan dari Lysychansk, Zelenskyy: Pasukan Ukraina akan Rebut Kembali
Sebelumnya pada hari itu, Ukraina telah membantah klaim tersebut. Presidennya, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan Rusia tidak dalam kendali penuh dan pertempuran untuk kota itu terus berlanjut di pinggiran kota. Dia mengakui, bagaimanapun, bahwa Ukraina berada di tempat yang sulit.
“Kami tidak memiliki keuntungan di sana,” kata Zelenskiy pada konferensi pers dengan perdana menteri Australia, Anthony Albanese, yang berada di Kyiv.
"Ini benar-benar situasi yang sangat sulit di sana," tambahnya.
Zelensky mengatakan mereka masih berusaha untuk mendapatkan senjata ke Lysychansk untuk memperkuat pasukan Ukraina.
Baca Juga: Rusia Akhirnya Mengaku Kehabisan Senjata di Perang Ukraina untuk Pertama Kalinya
Pertempuran di timur Ukraina tetap intens sejak Moskow memfokuskan kembali upayanya di sana. Kekerasan bahkan telah menyebar ke Ukraina, dengan pejabat di kota Belgorod Rusia menuduh pasukan Ukraina pada hari Minggu mengebom sebuah lingkungan dan menewaskan tiga orang dan merusak rumah.
Pengambilalihan Lysychansk oleh Rusia berarti Moskow telah secara efektif memenangkan kendali atas seluruh wilayah Luhansk serta lebih dari setengah wilayah Donetsk, yang berjumlah sekitar 75% dari dua wilayah timur, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas.
Menduduki seluruh wilayah Donbas telah menjadi tujuan utama invasi Rusia, dengan negara itu memusatkan sebagian besar pasukannya di sana setelah gagal menduduki Ukraina utara, termasuk ibu kota, Kyiv, pada akhir Maret.