Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kantor kepresidenan Rusia, Kremlin, pada hari Senin (11/11) menyangkal kabar yang menyebutkan adanya pembicaraan antara Presiden AS terpilih, Donald Trump, dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Sempat beredar kabar bahwa Trump dan Putin sempat melakukan dialog via telepon. Keduanya dikabarkan berdiskusi tentang perang Ukraina.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dengan cepat menyangkal kabar tersebut. Dirinya bahkan menyebut kabar itu sebagai kisah fiksi.
"Ini sama sekali tidak benar. Ini murni fiksi, hanya informasi palsu. Tidak ada percakapan," kata Peskov, dikutip Reuters.
Baca Juga: Vladimir Putin Ucapkan Selamat kepada Donald Trump dan Buka Peluang Dialog
Tidak hanya itu, Peskov juga mengkritik kualitas informasi yang beredar di masyarakat saat ini. Dirinya pun kecewa karena kabar ini berasal dari surat kabar ternama AS, The Washington Post.
Peskov pun memastikan bahwa belum ada rencana konkret untuk pembicaraan antara Putin dan Trump.
Tonton: Trump Diprediksi Bakal Gunakan Strategi Ancaman dan Rayuan kepada Putin, Xi, & Kim
Dikabarkan Berdiskusi Soal Perang Ukraina
Kabar mengenai obrolan via telepon antara Putin dan Trump pertama kali disampaikan oleh The Washington Post pada hari Senin.
Surat kabar AS itu menjelaskan, Trump dan Putin membahas situasi di Ukraina. Kedua pemimpin juga berbagi visi tentang tujuan perdamaian di benua Eropa.
Baca Juga: Putin dan Trump Dikabarkan Sudah Ngobrol Panjang Lewat Telepon
Lebih lanjut, beberapa sumber terdekat juga menyebutkan bahwa Trump menyatakan minatnya dalam pembicaraan lanjutan untuk membahas 'penyelesaian perang Ukraina segera.
"Trump mengatakan secara pribadi bahwa ia akan mendukung perjanjian di mana Rusia tetap mempertahankan beberapa wilayah yang dibebaskan dan selama panggilan telepon dengan Putin ia sempat menyinggung masalah wilayah," tulis The Washington Post.
Surat kabar itu juga menjelaskan bahwa panggilan telepon Trump dengan para pemimpin dunia tidak didukung oleh Departemen Luar Negeri dan penerjemah administrasi AS.
Trump disebut masih mengalami trust issue, setelah transkrip panggilan teleponnya sempat bocor selama masa jabatan pertamanya.